02.07.2013 Views

Dewi - UNS

Dewi - UNS

Dewi - UNS

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

untaian kata indah<br />

halusnya rajutan sutra<br />

tak sebanding, tak cukup<br />

'tuk seorang pahlawan<br />

tanpa tanda jasa sepertimu<br />

Penjual Sayur…<br />

Aku tahu kau sangat lelah<br />

Bekerja dari pagi sampai petang<br />

Tanpa kenal waktu<br />

Ketika mentari terbenam<br />

Kau tinggalkan pasar<br />

Dengan buah tangan<br />

Kau bawakan untuk anak-anakmu<br />

Penjual sayur…<br />

Dengan senyum ramahmu<br />

Kau penuhi kebutuhan hidupku<br />

Terima kasih … sayurmu<br />

Eni Nuraini (Republika, Minggu 20 Maret 1994)<br />

Ryan Puspa (Bobo, No. 47 Tahun XXXIV, 1 Maret 2007)<br />

Puisi dengan judul "Oh, Guruku" dan "Penjual Sayur" merupakan ungkapan<br />

kekaguman penulis terhadap jasa guru dan penjual sayur. Guru sebagai seorang<br />

pendidik digambarkan oleh penyair sebagai seorang pahlawan, yang begitu besar<br />

jasanya bagi maju dan berkembangnya ilmu pengetahuan. Guru merupakan<br />

seorang yang tak pernah menyerah dan tak kenal lelah. Wujud kekaguman penyair<br />

diungkapkan dengan kalimat sebagai berikut.<br />

Kau laksana pelita dalam gulita<br />

Jasamu tak terbeli<br />

Pada puisi "Penjual Sayur", penyair mengungkapkan kekagumannya terhadap<br />

penjual sayur yang bekerja sepanjang hari dan tanpa mengenal waktu. Meskipun<br />

merasa lelah, penjual sayur tetap tersenyum ramah dalam melayani. Kekaguman<br />

dan ungkapan penyair diungkapkan lewat kalimat berikut.<br />

Aku tahu kau sangat lelah<br />

Bekerja dari pagi sampai petang<br />

Tanpa kenal waktu<br />

Dengan senyum ramahmu<br />

Kau penuhi kebutuhan hidupku<br />

Terima kasih … sayurmu<br />

164 Aktif Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!