Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
2. Cangkir-Cangkir Nona Maple<br />
Nona Maple sudah sangat tua dan sedikit pelupa. Ia memiliki seperangkat<br />
tempat minum teh. Perangkat itu terdiri dari sebuah teko antik warna putih dan<br />
lima cangkir antik cantik warna warni. Pada setiap hari Minggu sore, selama<br />
bertahun-tahun, Nona Maple selalu mengundang teman-temannya untuk minum<br />
teh bersama.<br />
Nyonya Graham tua selalu menggunakan cangkir berwarna kuning. Itu<br />
warna kesukaannya, Nyonya Rickity selalu memilih cangkir merah karena mawar<br />
merah adalah bunga favoritnya. Nona Teapot yang suka bercanda sangat suka<br />
cangkir biru, seperti warna langit di musim panas. Lalu Nyonya Lovely yang<br />
cantik dan suka berkebun,menggunakan cangkir hijau. Nona Maple menggunakan<br />
cangkir oranye karena hanya itu yang tersisa.<br />
Lalu sesuatu terjadi! Suatu pagi, Nona Maple bermaksud membersihkan<br />
cangkir-cangkir itu. Tiba-tiba seekor kucing berlari masuk ke dapur. Ia<br />
menyenggol tangan Nona Maple dan …PRAAANG!<br />
"Aduh! Cangkir-cangkirku yang malang!" seru Nona Maple. Cangkircangkir<br />
dan tekonya berserakan di atas lantai. Untungnya tidak ada satu<br />
pun cangkir maupun teko yang pecah. Semua hanya retak-retak.<br />
Dengan panik Nona Maple membawa cangkir-cangkir kesayangannya<br />
ke toko keramik Tuan Wickedy.<br />
"Apakah ini bisa diperbaiki?" tanya Nona Maple dengan nada sedih.<br />
"Oh tentu saja bisa!" jawab Tuan Wickedy. Nona Maple sangat<br />
gembira.<br />
Pada suatu hari, Tuan Wickedy sibuk memperbaiki cangkir-cangkir<br />
Nona Maple. Saat itu datanglah Tuan Cerloved seorang kolektor keramik<br />
antik. Ketika melihat cangkir-cangkir Nona Maple, ia menjadi sangat<br />
tertarik.<br />
Dengan mimik serius Tuan Cerloved mengamati cangkir merah yang<br />
sudah diperbaiki. Dirabanya, diperhatikan dengan teliti lalu diarahkannya<br />
ke arah sinar matahari yang menerobos masuk lewat kaca jendela.<br />
"Woow indah sekali!" serunya. "Berapa harganya?" tanya Tuan<br />
Cerloved.<br />
"Oh tidak, ini tidak untuk dijual," jawab Tuan Mickedy.<br />
"Sayang sekali, padahal ini cangkir antik yang sangat indah." Tuan<br />
Cerloved lalu menawar dengan harga yang cukup tinggi. Namun, belum<br />
cukup tinggi untuk Tuan Wickedy yang serakah.<br />
"Maaf Tuan Cerloved. Tapi mungkin lain kali Anda dapat membelinya<br />
dengan tawaran yang lebih tinggi," ujar Tuan Wickedy.<br />
"Baiklah, saya akan datang lagi lain kali," janji Tuan Cervoled.<br />
Hari Sabtu pagi Nona Maple berkunjung ke toko keramik Tuan<br />
Wickedy untuk mengambil kembali cangkir-cangkirnya. Tapi Tuan<br />
Wickedy memberikan kepadanya cangkir-cangkir biasa yang sama persis.<br />
Tanpa curiga Nona Maple membawa pulang cangkir-cangkir palsu itu.<br />
Budi Pekerti 55