02.07.2013 Views

IPS (Ratna)

IPS (Ratna)

IPS (Ratna)

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Black 33<br />

Perlawanan rakyat terhadap pemerintah Jepang<br />

dicetuskan dalam berbagai bentuk. Perlawanan<br />

itu terjadi di berbagai daerah, di antaranya<br />

adalah:<br />

Perlawanan di Cot Plieng (Aceh) pada tanggal<br />

10 November 1942. Pemberontakan itu dipimpin<br />

oleh Tengku Abdul Jalil. Tengku Abdul Jalil<br />

ditangkap dan ditembak mati.<br />

Perlawanan di Sukamanah (Jawa Barat) pada<br />

tanggal 25 Februari 1944. Pemberontakan di<br />

Sukamanah dipimpin oleh K.H. Zainal Mustafa.<br />

Perlawanan di Kaplangan (Jawa Barat) yang<br />

terjadi antara bulan April sampai Agustus 1944.<br />

Perlawanan di Lohbener dan Sindang (Jawa<br />

Barat) terjadi pada bulan Mei 1944. Para petani<br />

menolak pungutan padi yang terlalu tinggi.<br />

Perlawanan dipimpin oleh H. Madrian.<br />

Perlawanan di Pontianak (Kalimantan Barat).<br />

Perlawanan terjadi pada tanggal 16 Oktober<br />

1943. Para pemimpin bertekad untuk melawan<br />

Jepang, tetapi usaha mereka gagal. Pemberontakan<br />

itu gagal karena ketahuan pemerintah<br />

militer Jepang sebelum melakukan perlawanan.<br />

Pemberontakan Peta. Salah satu pemberontakan<br />

yang terbesar pada masa pendudukan<br />

Jepang adalah pemberontakan Peta di Blitar.<br />

Pemberontakan itu dipimpin oleh Supriyadi.<br />

Pemberontakan Peta terjadi pada tanggal 14<br />

Februari 1945.<br />

Gambar 1.2.18 Anggota pasukan Peta yang memberontak<br />

di Blitar diadili oleh Mahkamah Militer Jepang.<br />

Semua pemberontakan ini dengan mudah dapat<br />

dipadamkan karena para pejuang tidak mempunyai<br />

kekuatan senjata yang memadai. Sedangkan pemberontakan<br />

Peta dapat dipadamkan karena pasukan<br />

Peta di Blitar tidak berhasil menggerakkan Peta di<br />

daerah lain.<br />

E. Janji kemerdekaan Indonesia<br />

Kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik sudah<br />

sangat terdesak karena pada tahun 1944 Pulau Saipan<br />

yang sangat strategis jatuh ke tangan pasukan<br />

Sumber: Sejarah Nasional Indonesia VI.<br />

Bab 1 - Perkembangan Negara-negara di Dunia<br />

Amerika Serikat. Saipan adalah pulau kedua terbesar<br />

setelah Guam di Kepulauan Mariana, bagian<br />

barat Samudera Pasifik. Pulau Saipan luasnya 122<br />

kilometer persegi.<br />

Setelah direbut Amerika Serikat, Pulau Saipan<br />

dijadikan sebagai pangkalan udara militer yang<br />

memegang peranan penting selama akhir Perang<br />

Dunia II. Selain itu, Jepang bisa dipukul mundur<br />

dari Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Kepulauan<br />

Marshal oleh tentara Sekutu. Jatuhnya Pulau<br />

Saipan ke tangan pasukan Amerika Serikat membuat<br />

garis pertahanan Jepang di Pasifik semakin<br />

terancam. Hal ini terbukti dengan serangan bertubi-tubi<br />

terhadap kedudukan Jepang di Ambon,<br />

Makassar, Manado, dan Surabaya. Bahkan, pasukan<br />

sekutu telah menguasai Balikpapan sehingga<br />

Jepang kehilangan salah satu sumber minyak yang<br />

berguna untuk mesin perangnya.<br />

Kondisi Jepang semakin memburuk. Moral<br />

prajurit merosot, ekonomi dalam negeri melesu. Keadaan<br />

yang tidak menguntungkan ini memaksa<br />

Jenderal Hideki Tojo meletakkan jabatannya sebagai<br />

perdana menteri. Pengunduran dirinya itu<br />

terjadi pada tanggal 17 Juli 1944. kedudukannya<br />

diganti oleh Jenderal Kuniaki Koiso.<br />

Gambar 1.2.19 Jenderal Hideki Tojo (ketiga dari kiri depan,<br />

berpakaian militer) mengundurkan diri sebagai perdana<br />

menteri karena kondisi Jepang yang semakin memburuk<br />

dalam Perang Pasifik.<br />

Pejabat baru ini bermaksud memulihkan kewibawaan<br />

Jepang di mata sesama orang Asia. Ia<br />

mempunyai harapan bahwa situasi perang kembali<br />

dapat dikendalikan. Pada tanggal 9 September<br />

1944, Perdana Menteri Koiso memberikan janji<br />

kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Janji Perdana<br />

Menteri Koiso itu disampaikan di dalam sidang<br />

istimewa Teikoku Gikai (parlemen Jepang). Untuk<br />

menarik simpati rakyat Indonesia, maka pada setiap<br />

kantor diperkenankan mengibarkan bendera<br />

merah putih, tetapi harus berdampingan dengan<br />

bendera Jepang. Dengan janji Koiso ini, Jepang<br />

mengharapkan agar tentara Sekutu tidak disambut<br />

penduduk sebagai pembebas rakyat, melainkan sebagai<br />

penyerbu negara mereka yang akan merdeka.<br />

33<br />

sumber: Encyclopedi Americana, 15.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!