02.07.2013 Views

IPS (Ratna)

IPS (Ratna)

IPS (Ratna)

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX<br />

Gambar 2.1.1<br />

Anggota pasukan Sekutu yang ditugaskan di Indonesia<br />

di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison<br />

mendarat di Jakarta pada tanggal 29 September 1945.<br />

Republik Indonesia. Pertempuran itu terjadi karena<br />

pasukan Sekutu tidak menghormati kedaulatan<br />

bangsa Indonesia.<br />

Tentu saja kedatangan NICA di Indonesia tidak<br />

bisa diterima karena Indonesia sudah merdeka.<br />

Kedatangan NICA adalah sebuah ancaman bagi<br />

kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, timbul<br />

pertentangan antara pasukan Sekutu dan Belanda<br />

dengan rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia berjuang<br />

untuk mempertahankan kemerdekaan yang<br />

sudah diraih. Perjuangan rakyat Indonesia itu dilakukan<br />

baik dengan perjuangan bersenjata maupun<br />

perjuangan diplomasi.<br />

2.1.2 Perjuangan Bersenjata<br />

Beberapa peristiwa pertempuran antara pasukan<br />

Sekutu dan Belanda melawan rakyat Indonesia<br />

terjadi di berbagai daerah, antara lain pertempuran<br />

di Surabaya, Bandung lautan api, pertempuran<br />

Medan area, peristiwa merah putih di Manado,<br />

pertempuran di Jakarta dan sekitarnya, pertempuran<br />

di Ambarawa, agresi militer Belanda pertama,<br />

agresi militer Belanda kedua, serangan umum<br />

1 Maret 1949.<br />

A. Insiden bendera di Surabaya<br />

Pada tanggal 19 September 1945, di Surabaya<br />

terjadi insiden bendera. Insiden ini berpangkal pada<br />

tindakan beberapa orang Belanda yang mengibarkan<br />

bendera merah putih biru di atas Hotel Yamato<br />

di jalan Tunjungan.<br />

Tindakan tersebut menimbulkan kemarahan<br />

rakyat. Mereka menyerbu hotel dan menurunkan<br />

bendera Belanda tersebut. Bagian yang berwarna<br />

biru dirobek. Mereka mengibarkannya kembali sebagai<br />

bendera merah putih.<br />

44<br />

sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1<br />

B. Pertempuran lima hari di Semarang<br />

Pertempuran di Semarang dipicu peristiwa<br />

yang terjadi pada tanggal 14 Oktober 1945. Pada<br />

waktu itu, kira-kira 400 orang veteran AL Jepang<br />

yang akan dipekerjakan untuk mengubah pabrik<br />

gula Cepiring menjadi pabrik senjata memberontak<br />

sewaktu mereka dipindahkan ke Semarang.<br />

Mereka menyerang polisi Indonesia yang mengawal<br />

mereka.<br />

Mereka melarikan diri dan bergabung dengan<br />

Kidobutai di Jatingaleh. Kidobutai adalah sebuah batalyon<br />

Jepang di bawah pimpinan Mayor Kido.<br />

Mereka bergerak melakukan perlawanan dengan<br />

alasan mencari dan menyelamatkan orang-orang<br />

Jepang yang tertawan.<br />

Situasi bertambah panas dengan adanya desasdesus<br />

bahwa cadangan air minum di Candi telah<br />

diracuni. Pihak Jepang memperuncing keadaan karena<br />

melucuti delapan orang polisi Indonesia yang<br />

menjaga tempat tersebut. Alasannya untuk menghindarkan<br />

peracunan cadangan air minum itu.<br />

Pertempuran mulai pecah pada dini hari tanggal<br />

15 Oktober 1945. Para pemuda dan pejuang Indonesia<br />

bertempur melawan pasukan Kidobutai<br />

yang dibantu oleh batalyon Jepang lain yang kebetulan<br />

sedang singgah di Semarang. Pertempuran<br />

yang paling banyak menelan korban terjadi di<br />

Simpang Lima, berlangsung selama lima hari<br />

Pertempuran baru berhenti setelah Gubernur<br />

Wongsonegoro dan pemimpin TKR berunding dengan<br />

komandan tentara Jepang. Proses gencatan<br />

senjata dipercepat setelah Brigadir Jenderal Bethel<br />

dari pasukan Sekutu ikut terlibat dalam perundingan<br />

pada tanggal 20 Oktober 1945. Pasukan Sekutu<br />

kemudian melucuti senjata Jepang dan menawan<br />

pasukan Jepang.<br />

Untuk mengenang pertempuran di Semarang,<br />

maka di Simpang Lima didirikan Monumen Perjuangan<br />

Tugu Muda.<br />

C. Pertempuran di Surabaya<br />

Kontak senjata yang terjadi di Surabaya antara<br />

pasukan Indonesia dan pasukan Sekutu berkaitan<br />

dengan usaha perebutan kekuasaan dan senjata dari<br />

tangan Jepang yang dimulai sejak tanggal 2 September<br />

1945. Perebutan tersebut membangkitkan<br />

pergolakan, yang kemudian berubah menjadi revolusi<br />

yang konfrontatif.<br />

Pada tanggal 25 Oktober 1945, Brigade 49 yang<br />

dipimpinan Brigjen A.W.S. Mallaby mendarat di<br />

Surabaya. Mereka bertugas untuk melucuti serda-<br />

Black Cyan 44

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!