Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX<br />
Salah satu tokoh dan pemimpin perjuangan<br />
rakyat Surabaya adalah Bung Tomo. Dalam pertempuran<br />
yang tidak seimbang, Bung Tomo terus<br />
mengobarkan semangat rakyat supaya terus maju,<br />
pantang mundur.<br />
Peristiwa di Surabaya merupakan gambaran<br />
keberanian dan kebulatan tekad bangsa Indonesia<br />
untuk membela tanah air dan kemerdekaan. Sekarang<br />
peristiwa 10 November diabadikan sebagai<br />
Hari Pahlawan dan Tugu Pahlawan di tengah Kota<br />
Surabaya melambangkan keberanian dan semangat<br />
juang bangsa Indonesia.<br />
D. Pertempuran di Ambarawa<br />
Pertempuran di Ambarawa diawali kedatangan<br />
tentara Sekutu di Semarang pada tanggal 20<br />
Oktober 1945. Mereka datang untuk mengurus tawanan<br />
perang. Pihak Sekutu berjanji tidak akan<br />
mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.<br />
Ternyata Sekutu diboncengi oleh NICA. Insiden<br />
bersenjata mulai timbul di Magelang. Kejadian itu<br />
meluas menjadi pertempuran setelah pasukan Sekutu<br />
membebaskan para interniran Belanda di Magelang<br />
dan Ambarawa.<br />
Gencatan senjata terjadi setelah Presiden Soekarno<br />
turun tangan. Akan tetapi, secara diam-diam<br />
Sekutu meninggalkan Magelang menuju Ambarawa<br />
pada tanggal 21 November 1945. Mayor Sumarto<br />
memimpin perlawanan TKR dan para pemuda<br />
menentang tentara Sekutu.<br />
Gerakan tentara Sekutu berhasil ditahan di desa<br />
Jambu berkat bantuan dari resimen kedua yang<br />
dipimpin M. Sarbini, batalyon Polisi Istimewa di<br />
bawah pimpinan Onie Sastroatmodjo, dan batalyon<br />
dari Yogyakarta. Dalam pertempuran di desa<br />
Jambu pada tanggal 26 November 1945 itu, Letkol<br />
Isdiman (Komandan Resimen Banyumas) gugur.<br />
Kolonel Soedirman (Panglima Divisi di Purwokerto)<br />
segera mengambil alih pimpinan.<br />
46<br />
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1<br />
Gambar 2.1.3 Bung Tomo membakar semangat para<br />
pejuang di Surabaya dalam menghadapi Sekutu.<br />
Setelah mengadakan konsolidasi dengan para<br />
Komandan Sektor, Kolonel Soedirman memimpin<br />
pertempuran melawan Sekutu pada tanggal 12 Desember<br />
1945. Dalam waktu satu setengah jam, TKR<br />
sudah mengepung kota Ambarawa. Empat hari kemudian<br />
tentara Sekutu mundur ke Semarang.<br />
E. Pertempuran Medan Area<br />
Berita proklamasi Republik Indonesia baru<br />
sampai di kota Medan pada tanggal 27 Agustus<br />
1945. Keterlambatan berita tersebut karena sulitnya<br />
komunikasi dan sensor ketat terhadap berita-berita<br />
oleh tentara Jepang. Berita proklamasi<br />
kemerdekaan dibawa oleh Mr. Teuku M. Hassan,<br />
yang diangkat menjadi gubernur Sumatera.<br />
Pada tanggal 13 September 1945, para pemuda<br />
yang dipelopori oleh Achmad Tahir membentuk<br />
Barisan Pemuda Indonesia. Pada tanggal 4 Oktober<br />
1945, Barisan Pemuda Indonesia beraksi mengambil<br />
alih gedung-gedung pemerintah dan merebut<br />
senjata-senjata milik tentara Jepang.<br />
Pada tanggal 9 Oktober 1945, pasukan Sekutu<br />
yang diboncengi serdadu Belanda dan NICA di bawah<br />
pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly<br />
mendarat di kota Medan. Sebelumnya, Belanda sudah<br />
mendaratkan suatu kelompok komando yang<br />
dipimpin oleh Westerling. Reaksi awal para pemuda<br />
atas kedatangan Sekutu tersebut adalah membentuk<br />
TKR di Medan.<br />
Tanggal 13 Oktober 1945 terjadi pertempuran<br />
pertama antara para pemuda dan pasukan Sekutu.<br />
Ini merupakan awal perjuangan bersenjata yang<br />
dikenal sebagai pertempuran Medan Area.<br />
Konfrontasi antara pejuang kemerdekaan dan<br />
serdadu NICA segera menjalar ke seluruh Kota Medan.<br />
Karena insiden antara pasukan pejuang kemerdekaan<br />
dan tentara NICA terus terjadi, maka<br />
pada tanggal 18 Oktober 1945 pihak Sekutu mengeluarkan<br />
maklumat yang berisi larangan terhadap<br />
rakyat untuk membawa senjata dan semua senjata<br />
yang dimiliki harus diserahkan kepada Sekutu.<br />
Pada tanggal 1 Desember 1945, AFNEI memasang<br />
sejumlah papan bertuliskan Fixed Boundaries<br />
Medan Area (Batas Resmi Wilayah Medan) di berbagai<br />
sudut pinggiran kota Medan. Papan nama itulah<br />
yang membuat pertempuran di Medan dan<br />
sekitarnya dikenal sebagai Pertempuran Medan Area.<br />
Kemudian, Sekutu dan NICA mengadakan aksi<br />
pembersihan unsur-unsur RI di seluruh kota. Para<br />
pejuang Indonesia membalas aksi-aksi tersebut.<br />
Pada tanggal 10 Desember 1945 tentara Sekutu<br />
melancarkan serangan militer besar-besaran, yang<br />
dilengkapi dengan pesawat tempur canggih. Seluruh<br />
daerah Medan dijadikan sasaran serangan.<br />
Black Cyan 46