02.07.2013 Views

IPS (Ratna)

IPS (Ratna)

IPS (Ratna)

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX<br />

Di Jakarta, Westerling berencana menangkap<br />

Sri Sultan Hamengkubuwono IX (menteri pertahanan),<br />

Mr. A. Budiardjo, Kolonel TB. Simatupang.<br />

Rencana itu dapat digagalkan. Ternyata tokoh di<br />

balik rencana itu adalah Sultan Hamid II. Oleh karena<br />

itu, Sultan Hamid II kemudian ditangkap. Sementara<br />

itu, Westerling kabur ke luar negeri.<br />

2. Pemberontakan Andi Aziz<br />

Andi Azis adalah Letnan Ajudan Wali Negara<br />

Negara Indonesia Timur. Pada tanggal 30 Maret<br />

1950, bersama dengan satu kompi anak buahnya<br />

diterima ke dalam APRIS. Ia diangkat sebagai komandan<br />

kompi dengan pangkat Kapten. Beberapa<br />

hari setelah pelantikan, Andi Azis bersama pasukannya<br />

dan didukung Batalyon KNIL yang tidak<br />

masuk APRIS mengadakan pemberontakan.<br />

Latar belakang dari pemberontakan ini adalah<br />

sikap Andi Azis yang menolak masuknya pasukanpasukan<br />

APRIS dari TNI ke Sulawesi Selatan. Andi<br />

Azis menuntut agar pasukan APRIS bekas KNIL<br />

saja yang bertanggung jawab atas keamanan di<br />

daerah NIT. Ia menentang dan menghalangi masuknya<br />

pasukan APRIS dari TNI dari Jawa yang dipimpin<br />

Mayor Worang. Ia juga menyatakan bahwa<br />

Negara Indonesia Timur harus tetap dipertahankan.<br />

Bersama pasukan yang dipimpinnya, Andi<br />

Azis menawan Letkol Achmad Yusuf Mokoginta<br />

(Pejabat Panglima Teritorium Indonesia Timur) beserta<br />

seluruh stafnya.<br />

64<br />

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 2<br />

Gambar 2.2.6<br />

Andi Aziz diadili di pengadilan militer di Yogyakarta.<br />

Atas kejadian tersebut, pemerintah kemudian<br />

memanggil Andi Azis ke Jakarta untuk menyelesaikan<br />

persoalan yang tengah dihadapi. Akan tetapi,<br />

panggilan tersebut tidak diindahkan Andi Azis.<br />

Tindakan Andi Azis yang tidak segera datang ke<br />

Jakarta sampai batas waktu yang ditentukan dianggap<br />

sebagai pembangkangan terhadap pemerintah.<br />

Oleh karena itu, pemerintah pusat mengirim<br />

pasukan untuk menangkap Andi Azis. Pasukan itu<br />

dipimpin Kolonel A.E. Kawilarang.<br />

Akhirnya, pada bulan April 1950 Andi Azis<br />

menyerahkan diri kepada pemerintah RIS. Ia diadili<br />

di Yogyakarta. Dalam waktu singkat pemberontakan<br />

ini dapat ditumpas oleh tentara Indonesia.<br />

3. Pemberontakan RMS<br />

Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil yang<br />

pada waktu itu menjabat sebagai jaksa agung Negara<br />

Indonesia Timur diam-diam pergi ke Ambon<br />

setelah gagal mendalangi pemberontakan Andi<br />

Azis. Di Ambon, ia berhasil mempengaruhi anggota-anggota<br />

KNIL untuk membentuk Republik<br />

Maluku Selatan (RMS).<br />

Pada tanggal 25 April 1950 diproklamasikan<br />

berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS) lepas<br />

dari Negara Indonesia Timur dan RIS. Soumokil<br />

berhasil memindahkan pasukan KNIL dan pasukan<br />

Baret Hijau yang ikut dalam pemberontakan Andi<br />

Azis ke Ambon. Pasukan inilah yang menjadi tulang<br />

punggung RMS.<br />

Pada awalnya, pemerintah ingin menyelesaikan<br />

masalah RMS secara damai. Pemerintah mengirimkan<br />

misi damai yang dipimpin Dr. Leimena. Namun,<br />

upaya damai ini gagal. Pemerintah kemudian<br />

mengirim pasukan untuk menumpas gerombolan<br />

tersebut pada tanggal 14 Juli 1950. Setelah sekitar<br />

6 bulan, seluruh Maluku Tengah dapat direbut.<br />

Akhirnya, anggota gerombolan itu melarikan diri<br />

ke hutan-hutan dan gunung-gunung. Soumokil<br />

sendiri juga melarikan diri.<br />

Pada bulan November 1950, kota Ambon dapat<br />

dikuasai pasukan APRIS. Dalam perebutan benteng<br />

Victoria, Letkol Slamet Riyadi gugur. Pada<br />

Tanggal 2 Desember 1963, Soumokil tertangkap. Ia<br />

diajukan ke Mahmilub, kemudian dijatuhi hukuman<br />

mati.<br />

4. Pemberontakan PRRI<br />

Pemberontakan PRRI dan Permesta berhubungan<br />

satu sama lain. Pemberontakan PRRI dan<br />

Permesta terjadi di tengah-tengah situasi politik<br />

yang sedang bergolak, pemerintahan yang tidak<br />

stabil, masalah korupsi, perdebatan-perdebatan<br />

dalam konstituante. Penyebab langsung terjadinya<br />

pemberontakan adalah pertentangan antara pemerintah<br />

pusat dan beberapa daerah mengenai otonomi<br />

serta perimbangan keuangan antara pusat dan<br />

daerah. Semakin lama pertentangan itu semakin<br />

meruncing. Sikap tidak puas tersebut didukung<br />

oleh sejumlah panglima angkatan bersenjata.<br />

Pada tanggal 9 Januari 1958, diadakan suatu<br />

pertemuan di Sungai Dareh, Sumatera Barat. Pertemuan<br />

itu dihadiri tokoh-tokoh militer dan sipil.<br />

Tokoh-tokoh militer yang hadir, antara lain: Letkol<br />

Achmad Husein, Letkol Sumual, Kolonel Simbolon,<br />

Kolonel Dachlan Djambek, dan Kolonel Zulkifli Lubis.<br />

Tokoh-tokoh sipil yang hadir antara lain: M.<br />

Natsir, Sjarif Usman, Burhanuddin Harahap, dan<br />

Sjafruddin Prawiranegara. Dalam pertemuan tersebut<br />

dibicarakan masalah pembentukan pemerintah<br />

baru dan hal-hal yang berhubungan dengan<br />

pemerintah baru itu.<br />

Black Cyan 64

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!