Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Black Cyan 55<br />
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1<br />
Gambar 2.1.12 Suasana sidang Konferensi Meja Bundar<br />
yang dimulai pada tanggal 23 Agustus 1949 di Ridderzaal<br />
(Bangsal Satria), Den Haag.<br />
Delegasi Republik Indonesia dipimpin Mohammad<br />
Hatta,<br />
Delegasi BFO dipimpin Sultan Hamid,<br />
Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin J. H. van<br />
Maarseveen, dan<br />
UNCI diketuai oleh Chritchley.<br />
Konferensi Meja Bundar dipimpin oleh Perdana<br />
Menteri Belanda, W. Drees. Konferensi berlangsung<br />
dari tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 November<br />
1949. Dalam konferensi dibentuk tiga komisi,<br />
yaitu: Komisi Ketatanegaraan, Komisi Keuangan,<br />
dan Komisi Militer.<br />
Kesulitan-kesulitan yang muncul dalam perundingan<br />
adalah:<br />
dari Komisi Ketatanegaraan menyangkut pembahasan<br />
mengenai Irian Jaya,<br />
dari Komisi Keuangan menyangkut pembicaraan<br />
mengenai masalah utang. Belanda menuntut<br />
agar Indonesia mengakui utang terhadap Belanda<br />
yang dilakukan sampai tahun 1949.<br />
Dalam bidang militer, tanpa ada kesulitan sidang<br />
menyepakati inti angkatan perang dalam<br />
bentuk Indonesia Serikat adalah Tentara Nasional<br />
Indonesia (TNI). Setelah penyerahan kedaulatan<br />
kepada Republik Indonesia Serikat, KNIL (tentara<br />
Belanda di Indonesia) akan dilebur ke dalam TNI.<br />
KMB dapat menghasilkan beberapa persetujuan.<br />
Berikut ini adalah beberapa hasil dari KMB di<br />
Den Haag:<br />
Belanda menyerahkan kedaulatan atas Indonesia<br />
sepenuhnya dan tanpa syarat kepada RIS.<br />
Republik Indonesia Serikat (RIS) terdiri atas Republik<br />
Indonesia dan 15 negara federal. Corak<br />
pemerintahan RIS diatus menurut konstitusi<br />
yang dibuat oleh delegasi RI dan BFO selama<br />
Konferensi Meja Bundar berlangsung.<br />
Melaksanakan penyerahan kedaulatan selambat-lambatnya<br />
tanggal 30 Desember 1949.<br />
Bab Bab 2 2 2 - - Usaha Usaha Mempertahankan Mempertahankan Kemerdekaan<br />
Kemerdekaan<br />
Masalah Irian Jaya akan diselesaikan dalam<br />
waktu setahun sesudah pengakuan kedaulatan.<br />
Kerajaan Belanda dan RIS akan membentuk<br />
Uni Indonesia-Belanda. Uni ini merupakan badan<br />
konstitusi bersama untuk menyelesaikan<br />
kepentingan umum.<br />
Menarik mundur pasukan Belanda dari Indonesia<br />
dan membubarkan KNIL. Anggota KNIL<br />
boleh masuk ke dalam APRIS.<br />
RIS harus membayar segala utang Belanda<br />
yang diperbuatnya semenjak tahun 1942.<br />
C. Pengakuan Kedaulatan<br />
Upacara penandatanganan naskah pengakuan<br />
kedaulatan dilakukan pada waktu yang bersamaan<br />
di Indonesia dan di negeri Belanda, yaitu pada tanggal<br />
27 Desember 1949.<br />
Di negeri Belanda, penandatanganan naskah<br />
pengakuan kedaulatan dilaksanakan di ruang<br />
takhta Istana Kerajaan Belanda. Ratu Juliana, P.M.<br />
Dr. Willem Drees, Menteri Seberang Lautan Mr.<br />
A.M.J.A. Sassen, dan Mohammad Hatta membubuhkan<br />
tanda tangan pada naskah pengakuan<br />
kedaulatan. Sementara itu, di Jakarta, Sultan Hamengkubuwono<br />
IX dan A.H.J. Lovink (Wakil Tinggi<br />
Mahkota) membubuhkan tanda tangan pada<br />
naskah pengakuan kedaulatan. Pada tanggal yang<br />
sama, di Yogyakarta dilakukan penyerahan kedaulatan<br />
dari Republik Indonesia kepada Republik Indonesia<br />
Serikat.<br />
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1<br />
Gambar 2.1.13 Gambar atas: upacara penandatanganan<br />
pengakuan kedaulatan di Den Haag oleh Mohammad<br />
Hatta, Ratu Juliana, Willem Drees (Perdana Menteri), dan<br />
Mr. A.M.J.A. Sassen (Menteri Seberang Lautan). Gambar<br />
bawah: upacara penandatanganan pengakuan kedaulatan di<br />
Jakarta oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX (mewakili<br />
Indonesia) dan A.H.J Lovink (Wakil Tinggi Mahkota).<br />
55