20.09.2013 Views

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

3 LAHAR DINGIN.<br />

Beginilah kondisi rumah<br />

warga Kali Code, ketika banjir<br />

lahar dingin Gunung Merapi<br />

pasca letusan 2010 yang lalu.<br />

Material pasir dan lumpur<br />

terbawa air Kali Code dan<br />

meluap masuk ke rumah<br />

penduduk sekitar.<br />

SAT<br />

Sebaiknya Anda Tahu<br />

Kali Code, dimaksudkan<br />

untuk mengantisipasi<br />

meluapnya lahar dingin<br />

Gunung Merapi dan<br />

mengamankan Kota<br />

Yogyakarta. Namun,<br />

tahun 1970-an, Kali Code<br />

dipenuhi sampah rumah<br />

tangga. Budayawan<br />

YB Mangunwijaya<br />

memberdayakan warga<br />

penghuni bantaran kali Code<br />

untuk tidak membuang<br />

sampah. Sepeninggal<br />

Romo, kegiatan dilanjutkan<br />

oleh pegiat sosial yang<br />

tergabung dalam Yayasan<br />

Pondok Rakyat. Warga<br />

sepanjang Kali Code<br />

tergabung dalam Pemerhati<br />

Code pun bersemangat<br />

menciptakan wilayahnya<br />

bersih dengan membuat<br />

program “Nol Sampah di<br />

Kali Code 2010”.<br />

Hari ke Hari<br />

Inilah yang dihadapi warga sekitar Kali Code.<br />

Sungai yang melewati Kota Yogyakarta ini<br />

berhulu di lereng Gunung Merapi. Karenanya,<br />

ketika sekitar 150 juta meter kubik materi piroklastik<br />

dari letusan Gunung Merapi pada 2010 ditambah air<br />

hujan, akibatnya luar biasa.<br />

Beberapa titik di wilayah Magelang, Sleman,<br />

dan Yogyakarta mengalami kerusakan parah akibat<br />

dihantam lahar hujan. Jauh lebih besar dari yang<br />

dikhawatirkan. Hal ini menyadarkan warga sekitar<br />

bantaran sungai bahwa mereka selama ini tidak siap<br />

dengan banjir lahar.<br />

Begitu pula halnya dengan salah satu kelompok<br />

masyarakat yang tinggal di bantaran Kali Code<br />

Yogyakarta, tepatnya di RT 01 RW 01 Kelurahan<br />

Kotabaru. Di hunian yang tidak mencapai 300 meter<br />

dari bibir sungai itu, terdapat 58 keluarga atau sekitar<br />

200 jiwa.<br />

Pada musim hujan yang terjadi sepanjang<br />

akhir 2010 dan awal 2011, terjadi empat kali banjir<br />

lahar yang menimbulkan kerugian akibat rusaknya<br />

sejumlah infrastruktur, termasuk sumber air [belik].<br />

Banjir lahar menyisakan material pasir di lokasilokasi<br />

yang telah dilaluinya. Akibatnya, proses<br />

pemulihan pasca bencana menjadi lebih berat<br />

ketimbang banjir biasa. Selain itu, material vulkanis<br />

mengendap di dasar sungai. Pendangkalan terjadi.<br />

Ketika dating banjir susulan, sungai tak mampu<br />

lagi menampung. Air dan material sisa erupsi mulai<br />

memasuki permukiman.<br />

Parahnya lagi, pasir-pasir tersebut juga<br />

menyumbat saluran-saluran air dari kota menuju Kali<br />

Code. Akibatnya di beberapa titik di bantaran sungai,<br />

terdapat genangan-genangan air limbah.<br />

Menghadapi banjir lahar, masyarakat yang<br />

umumnya pekerja sektor informal itu bergotong<br />

royong. Selain membersihkan permukiman yang<br />

tertimbun pasir, ditambahkan tanggul darurat<br />

dengan karung-karung berisi pasir. Di samping itu,<br />

pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum juga<br />

mengeruk sungai dengan menggunakan alat berat.<br />

Keadaan ini menyadarkan masyarakat,<br />

pengurangan risiko bencana harus menjadi bagian<br />

kehidupan. Pemerhati Code, salah satu organisasi<br />

masyarakat yang fokus pada pengelolaan Sungai<br />

KESIAPSIAGAAN WARGACODE<br />

23

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!