MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI
MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI
MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
46 ZERORISK • Vol. 01 • Agustus 2012<br />
Sosok<br />
3 Ir. Sugeng Triutomo berbincang dengan Kepala BNPB Dr. Syamsul Ma’arif.<br />
studinya di Paul Sabatier University, Toulouse,<br />
Prancis. Dari universitas itu, ia meraih gelar master<br />
pengembangan wilayah dan pengelolaan lingkungan<br />
pada 1985. “Pengembangan wilayah bukan dari<br />
aspek ekonomi, tapi dari aspek lingkungan,” jelasnya.<br />
Latar belakang pendidikan masternya kemudian<br />
menyeretnya perlahan masuk ke dalam masalahmasalah<br />
kebencanaan. Dari pengelolaan lingkungan,<br />
dalam pekerjaannya ia dituntut juga mengerjakan<br />
hal-hal yang berkaitan dengan pengurangan risiko<br />
bencana. Karena pengelolaan lingkungan merupakan<br />
salah satu upaya mengurangi risiko bencana. “Ini<br />
yang berkaitan terus menerus,” katanya.<br />
Sugeng mulai total bekerja di bidang<br />
kebencanaan ketika ditugaskan di Badan Koordinasi<br />
Nasional Penanganan Bencana (Bakornas) yang<br />
saat itu diketuai Menteri Koordinator Kesejahteraan<br />
pada 2000. Dengan latar belakang keilmuannya<br />
yang banyak membahas pengelolaan lingkungan,<br />
ia dipercaya menangani penanggulangan<br />
kebencanaan lebih kepada mitigasi bencana dan<br />
bukan upaya tanggap darurat. Sebelum di Bakornas,<br />
ia juga sempat mengabdi di Sekretariat Dewan<br />
Pengembangan Kawasan Timur Indonesia hingga<br />
akhirnya diminta bergabung di Kementerian<br />
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat<br />
(Kemenkokesra).<br />
Dari pekerjaannya di Bakornas itulah, kegiatankegiatan<br />
yang bersifat mitigasi, persiapan dan<br />
prevensi kebencanaan mulai dikembangkan.<br />
Pengembangan mitigasi bencana di Indonesia,<br />
menurut kisahnya sejalan dengan program<br />
internasional. “Sejak akhir dekade 1990 hingga 2000<br />
adalah dekade pengurangan risiko bencana di dunia<br />
internasional,” kisahnya.<br />
Sebelum era 1990, kata dia, dunia internasional<br />
belum terlalu familiar dengan pengurangan risiko<br />
bencana. Pemerintah pun saat itu lebih disibukkan