MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI
MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI
MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
50 ZERORISK • Vol. 01 • Agustus 2012<br />
Special<br />
Interview<br />
“Saat ini enak bekerja<br />
sudah didukung anggaran<br />
negara. Saya dulu tidak<br />
punya apa-apa dan harus<br />
mengais-ngais untuk<br />
dapat mengedukasi orang.<br />
Jadi seharusnya program<br />
mitigasi bencana bisa<br />
lebih baik sekarang ini.”<br />
“Yang terserak inilah yang belum pernah kita<br />
integrasikan dalam satu konsep yang komprehensif<br />
dan terpadu agar bisa jalan sama-sama,” jelasnya.<br />
Dari pengalaman dan pembelajarannya dalam<br />
kebencanaan, Sugeng membentuk suatu konstruksi<br />
pengetahuan baru. Dari sanalah ia mengaku<br />
mendapat ilmu baru kebencanaan. Selain digunakan<br />
dalam pencegahan dan kesiapsiagaan bencana, ilmu<br />
itu ia bagikan juga kepada orang lain.<br />
Selain mengabdi pada negara melalui BNPB, ia<br />
juga mengabdikan diri pada dunia pendidikan dengan<br />
menjadi pengajar mata kuliah Manajemen Bencana.<br />
Dia mengajar di Universitas Tarumanegara dan<br />
Universitas Pertahanan, Jakarta.<br />
Tantangan<br />
Kekerasan hati pemerintah dalam menangani<br />
bencana justru ia jadikan tantangan dan semangat<br />
untuk mengembangkan budaya mitigasi bencana.<br />
Meski anggaran yang diberikan negara dari<br />
APBN tidak ada, Sugeng pun tidak berkecil hati.<br />
Ia malah menggunakan jalur kemitraannya dan<br />
memanfaatkan jaringan yang dibentuknya. Dari sana<br />
ia bergerilya memperkenalkan mitigasi bencana.<br />
Ia ‘menjual’ gagasannya soal sosialisasi bencana.<br />
Bersyukur, usahanya tidak sia-sia, malah didukung<br />
beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM)<br />
internasional. LSM-LSM itu kemudian ‘membeli’<br />
idenya dengan membiayai pelatihan warga untuk