20.09.2013 Views

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kesiapsiagaan makin baik di masa mendatang.<br />

Untuk itu, penting untuk mengetahui sudah sampai<br />

di tingkat apa kesiapsiagaan tersebut berhasil<br />

dibangun, terutama dalam hal evakuasi. Salah<br />

satu indikator evaluasi dari proses evakuasi yang<br />

dilakukan masyarakat adalah membandingkan<br />

jumlah korban dengan jumlah bangunan yang hancur<br />

akibat tsunami. Jika angka yang dihasilkan besar,<br />

bisa disimpulkan masyarakat tidak- atau kesulitan<br />

dalam melakaukan evakuasi. Dengan kata lain,<br />

masyarakat masih berada dalam rumah/bangunan<br />

ketika tsunami datang. Begitu juga sebaliknya, jika<br />

perbandingan ini menghasilkan angka yang kecil<br />

berarti masyarakat sudah meninggalkan rumah/<br />

bangunan untuk evakuasi. Kompilasi dari rata-rata<br />

jumlah korban per-bangunan yang tersapu tsunami<br />

di tiga kejadian (1896, 1933 dan 2011) untuk daerah<br />

Tohoku ternyata memperlihatkan trend semakin<br />

menurun (Gambar 2). Artinya, meskipun tsunami<br />

yang terjadi lebih besar khususnya tahun 2011,<br />

kesiapsiagaan masyarakat cenderung makin baik.<br />

Banyaknya bangunan yang hancur tidak serta merta<br />

membuat angka korban jiwa menjadi melonjak naik.<br />

Ini mengindikasikan bangunan yang hancur tersebut<br />

telah ditinggal kosong penghuninya untuk evakuasi.<br />

2001<br />

Lokasi di daerah dekat pantai<br />

(yang sebelumnya kosong<br />

setelah tsunami 1933) tetapi<br />

kembali dihuni oleh para<br />

pendatang.<br />

2011<br />

Hal tersebut tentu<br />

tidak bisa dilepaskan<br />

dari proses panjang<br />

mengenali, mempelajari<br />

dan mempersiapkan diri<br />

menghadapi tsunami.<br />

Mungkin masih perlu<br />

puluhan tahun menuju<br />

zero casualty, tetapi<br />

penting untuk selalu<br />

dievaluasi sudah sejauh<br />

apa kita berusaha untuk<br />

memperkecil jarak<br />

dengan kondisi ideal<br />

tersebut.<br />

Kehancuran di daerah dekat pantai (daerah yang sebenarnya<br />

dikosongkan) walaupun telah dibangun tembok laut utk<br />

melindungi daerah tersebut.<br />

SAT<br />

Sebaiknya Anda Tahu<br />

Gempa dengan kekuatan<br />

9.0 Mw diikuti oleh<br />

tsunami dengan ketinggian<br />

maksimum 42 meter dan<br />

hancurkan lebih dari 66%<br />

bangunan, diantaranya 112<br />

tempat evakuasi. Tetapi,<br />

korban jiwa di Tohoku<br />

‘hanya’ 5.6% (9.598) dari<br />

total penduduk (170.271)<br />

yang berada pada kawasan<br />

tsunami. Dilihat pada data<br />

di tiap-tiap daerah, pada<br />

umumnya penduduk yang<br />

menjadi korban dalam<br />

tsunami 2011 adalah<br />

penduduk pendatang yang<br />

membangun pemukiman<br />

di daerah yang sebelumnya<br />

pernah dihantam tsunami.<br />

Rata-rata jumlah korban<br />

per-bangunan yang tersapu<br />

tsunami di 3 kejadian (1896,<br />

1933 dan 2011) untuk daerah<br />

Tohoku menunjukan tren<br />

semakin menurun.<br />

GAMBAR 2. Perbandingan jumlah rata-rata korban di tiap<br />

bangunan dari tiga kejadian tsunami terbesar di wilayah Tohoku<br />

sejak tahun 1896.<br />

MENUJU ‘ZERO CASUALTY’<br />

57

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!