MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI
MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI
MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
66 ZERORISK • Vol. Vol. 01 • Agustus 2012 2012<br />
Gagasan<br />
Memang harus dianggarkan dari DAU?<br />
Ya. Minimal 10%. Tetapi pada kenyataannya<br />
daerah tidak mau. Pemda hanya mau<br />
menganggarkan untuk pra-bencana saja. Tapi<br />
anggaran untuk tanggap darurat pasca bencana tidak<br />
ada.<br />
Bagaimana seharusnya komunikasi berperan<br />
dalam upaya mitigasi agar informasi cepat sampai<br />
ke warga dan para pemangku kepentingan demi<br />
memperkecil risiko bencana?<br />
Upaya memperkecil risiko bencana sebenarnya<br />
kepada masyarakat. Paling tidak informasi harus<br />
benar-benar sampai ke masyarakat luas. Karena,<br />
daerah rawan bencana di Indonesia mayoritas daerah<br />
yang tidak terjangkau baik secara transportasi<br />
maupun komunikasi. Informasi tidak sampai<br />
ke masyarakat karena salah pemilihan sarana<br />
penyampaian informasi.<br />
Seharusnya pakai media apa?<br />
Ada pernyataan, kalau pakai radio rasanya<br />
tidak gagah, dianggap kuno. Padahal, di kampung<br />
itu, orang bertani bawa transitor (radio). Yang<br />
didengarkan bukan dangdut, tapi dongeng. Di daerah<br />
yang sulit terjangkau teknologi komunikasi, radio<br />
lebih banyak digunakan. Itu celah yang tidak pernah<br />
digali. Media radio itu harus dimanfaatkan. Melalui<br />
metode sandiwara radio, gunakan bahasa yang bisa<br />
dimengerti masyarakat setempat. Yang penting<br />
informasinya sampai dan masyarakat mengerti. Alat<br />
pengendalinya memang harus yang canggih, namun<br />
untuk menjangkau masyarakat cukup dengan radio.<br />
Metode penyampaiannya?<br />
Kalau mau mengurangi risiko bencana, kiatnya<br />
adalah seperti orang menjual produk. “Silakan<br />
pakai, percaya pada saya.” Pasarkan terus-menerus.<br />
Perdengarkan terus informasi. Dan cara itu harus<br />
digunakan pemerintah sampai di tingkat kabupaten/<br />
kota. Kenyataannya saat ini kita justru cenderung<br />
menyewa NGO (non-government organization) asing.<br />
Bagaimana implementasi penyampaian<br />
informasi kebencanaan dan pengurangan risiko<br />
bencana di daerah?<br />
Keharusan untuk setiap daerah melakukan<br />
pengurangan risiko bencana sudah ada. Hanya,<br />
implementasinya kurang baik. Seharusnya