20.09.2013 Views

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

26 ZERORISK • Vol. Vol. 01 • Agustus 2012 2012<br />

Konservasi<br />

KONSERVASI GAGAL,<br />

BERSIAPLAH MEMANEN<br />

BENCANA<br />

BANJIR yang melanda sejumlah kotakota<br />

besar di dunia termasuk Jakarta<br />

selalu menjadi berita. Entah berapa<br />

besar kerugian yang ditimbulkan<br />

akibat jatuhnya korban jiwa dan harta,<br />

belum lagi biaya di pengungsian dan<br />

pemulihan. Lebih menyedihkan lagi,<br />

bencana terus berulang setiap tahun<br />

dan semakin meluas cakupannya.<br />

Apakah banjir dapat kita sebut bencana alam?<br />

Tidak selalu. Saya membedakan banjir yang<br />

merupakan bencana alam (natural disaster)<br />

dan bencana akibat ulah manusia (man-made<br />

disaster). Bencana banjir bandang dan longsor yang<br />

terjadi di Wasior pada tahun 2010 dapatlah kita sebut<br />

bencana alam. Bencana yang terjadi di Jakarta, lebih<br />

tepat disebut bencana buatan manusia.<br />

Sadar atau tidak, banjir di Jakarta akibat<br />

ulah manusia secara kolektif. Persoalan terjadi di<br />

kawasan hulu, tengah, dan hilir. Di hulu, telah terjadi<br />

perubahan fungsi kawasan yang semula kawasan<br />

resapan air, menjadi villa, rumah, atau kebun. Kini<br />

hanya tersisa hutan di kawasan konservasi, Taman<br />

Nasional Gunung Gede-Pangrango dan TN Halimun-<br />

Salak. Ketika terjadi hujan dengan curah tinggi, air<br />

tidak sempat diserap tanah. Air langsung berlombalomba<br />

memasuki badan-badan sungai.<br />

Teks & Foto SUER SURYADI<br />

Desma Center for Sustainable Tourism & Conservation.<br />

www.desmacenter.com<br />

Di kawasan tengah dan hilir, tepi atau sempadan<br />

sungai yang seharusnya bebas dari bangunan, kini<br />

padat bangunan dan jalan. Badan sungai cenderung<br />

menyempit, semakin dangkal karena pengendapan,<br />

dan penuh dengan sampah yang menghambat<br />

laju air sungai. Pepohonan di tepi sungai dan ruang<br />

terbuka hijau semakin langka. Danau atau situ<br />

alami yang merupakan tempat penampungan air,<br />

telah berubah fungsi, ditimbun untuk kepentingan<br />

manusia.<br />

Keputusan Presiden Nomor 32 tahun 1990<br />

tentang Kawasan Lindung, telah mengatur kawasankawasan<br />

yang harus dilindungi termasuk kawasan<br />

hulu, bantaran sungai, dan danau. Kepres tersebut<br />

telah diperkuat peraturan perundang-undangan<br />

mengenai kehutanan, lingkungan, dan tata ruang.<br />

Semua peraturan itu, sengaja atau tidak, telah<br />

dilanggar secara telak dan kolektif tetapi nyaris tidak<br />

ada yang dimintai pertanggungjawaban.<br />

Terlepas dari itu semua, ketika terjadi banjir,<br />

maka itu menjadi persoalan yang menyangkut<br />

nyawa dan kehidupan manusia. Kebanyakan dari<br />

kita cenderung kurang perduli, sampai merasakan<br />

3 Banjir di Ibukota yang sekarang hampir terjadi setiap tahun.<br />

Dok. BNBP

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!