20.09.2013 Views

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

30 ZERORISK • Vol. 01 • Agustus 2012<br />

Konservasi<br />

1 Papan<br />

penunjuk<br />

kawasan restorasi<br />

ekosistem di<br />

resort Cinta Raja,<br />

Sei Serdang,<br />

TNGL. Di area<br />

seluas 50 ha<br />

ini diupayakan<br />

pemulihan<br />

kawasan untuk<br />

mempercepat<br />

suksesi, yang<br />

dikelola dengan<br />

pendekatan<br />

ilmiah.<br />

memperburuk keadaan dan memperluaskawasan<br />

taman nasional yang rusak.<br />

Perubahan kondisi hutan itu mulai menunjukkan<br />

dampaknya pada akhir Desember 2006. Alam<br />

bereaksi sesuai kodratnya mencari keseimbangan<br />

baru. Banjir besar menerjang 15 kecamatan di<br />

Kabupaten Langkat, terutama Besitang yang<br />

merupakan hilir dari Sungai Besitang. Jalan darat<br />

yang menghubungkan Sumatera Utara dengan<br />

Aceh Tamiang terputus. Sedikitnya 19 orang korban<br />

meninggal/hilang, ribuan orang mengungsi dan<br />

kehilangan rumahnya, termasuk sawah/kebun/ladang<br />

yang rusak. Sejak itu, banjir selalu menghantui<br />

kehidupan masyarakat yang tinggal di hilir Sungai<br />

Besitang.<br />

Apakah kita akan mengkambinghitamkan curah<br />

hujan yang tinggi sebagai penyebab banjir? Ah, coba<br />

lihat fakta ini. Berdasarkan analisa citra landsat tahun<br />

2002, sebanyak 14,8% hutan yang ada di Daerah<br />

Aliran Sungai (DAS) Besitang dan 8,9% hutan di DAS<br />

Sei Lepan rusak. Kerusakan hutan di sekitar aliran<br />

sungai tersebut mengganggu badan sungai. Volume<br />

air hujan tidak tertampung lagi.<br />

Sesungguhnya TNGL merupakan urat nadi<br />

kehidupan bagi sembilan kabupaten/kota yang<br />

mengelilinginya. Selain sebagai sumber air, tanaman<br />

obat, bibit pohon, menjaga kesuburan tanah, dan<br />

tujuan wisata, TNGL juga benteng yang dapat<br />

melindungi manusia dari bencana. Dalam penelitian<br />

mengenai nilai ekonomi Kawasan Ekosistem Leuser<br />

termasuk TNGL, bila fungsi dan jasa-jasa lingkungan<br />

tersebut dikelola secara lestari selama 30 tahun,<br />

hasilnya mencapai Rp 85 Triliun, sedangkan nilai<br />

kayunya berkisar Rp 31 Triliun.<br />

Namun, apa boleh buat. Faktanya, masyarakat<br />

perorangan, kelompok, dan perusahaan sama-sama<br />

menjarah kawasan yang kurang terjaga. Penebangan<br />

kayu yang pasti tanpa ijin, serta perambahan<br />

untuk perkebunan dan pemukiman, terus terjadi.<br />

Beberapa perusahaan perkebunan sawit, dengan<br />

segala dalih, “memperluas” konsesinya mulai dari<br />

50 hektar hingga 200 hektar masuk ke kawasan<br />

TNGL. Peristiwa itu demikian maraknya sejak awal<br />

milenium ketika bayi reformasi masih tertatih-tatih<br />

dengan euforia otonomi daerah. Alam pun bereaksi.<br />

Hanya berselang lima tahun, kita mulai menuai<br />

bencana. Terdengar berita banjir dan longsor di<br />

pantai timur Aceh di Kabupaten Bireun, Gayo Lues,<br />

Lhok Seumawe, Aceh Timur , Aceh Tamiang, dan<br />

Kabupaten Langkat-Sumatera Utara.<br />

Dengan segala keterbatasan yang ada untuk<br />

memulihkan kawasan, pengelola TNGL bekerjasama<br />

dengan UNESCO mendemonstrasikan program<br />

restorasi untuk memulihkan kawasan yang telah<br />

dirambah perusahaan kebun sawit di Cinta Raja.<br />

Pendekatan dan metoda ilmiah yang dilakukanMitra<br />

TNGL pun tak tinggal diam. Yayasan Orangutan<br />

Sumatera Lestari, mengupayakan pemulihan<br />

kawasan di daerah Sei Betung yang juga dirambah<br />

perusahaan sawit. Sementara TNGL, dengan<br />

program rehabilitasi lahan (baca: Gerhan, gerakan<br />

rehabilitasi lahan), telah mengupayakan penanaman<br />

di area eks perambahan.<br />

3 Gajah sumatera, salah satu jenis satwa khas Sumatera yang<br />

dilindungi di TNGL.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!