20.09.2013 Views

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sendiri dampak dari bencana itu, langsung atau tidak<br />

langsung.<br />

Hutan hilang, bencana datang, nyawa<br />

melayang<br />

Bencana serupa juga melanda daerah sekitar<br />

kawasan konservasi yang telah terganggu. Masih<br />

melekat dalam ingatan saya, banjir bandang Sungai<br />

Bohorok pada dini hari tanggal 2 Nopember 2003.<br />

Sungai Bohorok yang berhulu di Taman Nasional<br />

Gunung Leuser (TNGL) itu memuntahkan isi<br />

lambungnya akibat terbendung pohon-pohon yang<br />

tumbang.Air bandang yang membawa batangbatang<br />

kayu itu menghantam penginapan, toko, dan<br />

warung yang ada di badan dan sempadan sungai.<br />

Tidak kurang dari 251 jiwa meninggal atau hilang.<br />

Ketika saya berkunjung ke Bukit Lawang tahun<br />

2006, saya melihat bekas guratan air di batang<br />

pohon yang masih tegak berdiri. Guratan itu sekitar<br />

2 meter dari tanah. Jadi bisa terbayangkan, betapa<br />

dahsyatnya air bah yang melanda. Lapangan yang<br />

terletak di depan Kantor Seksi Pengelolaan TNGL,<br />

badan Sungai Bohorok,dan sempadan sungainya<br />

bersih tanpa bangunan.<br />

3 Pemandangan Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh Tenggara.<br />

“Sebelum banjir bandang, lapangan yang ada<br />

di depan Kantor Seksi TNGL, badan dan sempadan<br />

Sungai Bohorok penuh dengan bangunan semi<br />

permanen untuk penginapan dan warung. Sudah<br />

seperti pasar,” tutur Tomin, salah satu petugas TNGL<br />

saksi hidup bencana itu. Tak heran jika korbannya<br />

cukup banyak. Di sempadan sungai, apalagi badan<br />

sungai, seharusnya tidak boleh ada bangunan<br />

sampai minimal 15 meter dari tepi sungai. Ini demi<br />

keselamatan manusia dan kelestarian sungai.<br />

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) seluas<br />

1.094.692 hektar terletak di Provinsi Sumatera Utara<br />

dan Provinsi Aceh. Diproklamirkan sebagai taman<br />

nasional pada tahun 1980, TNGL kini berstatus<br />

sebagai Warisan Dunia dan Cagar Biosfer. Bukit<br />

Lawang salah satu andalan wisata alam Sumatera<br />

Utara dan telah dikenal wisatawan domestik dan<br />

mancanegara. Daya tarik utama Bukit Lawang adalah<br />

kehadiran orangutan sumatera yang dilepasliarkan<br />

tahun 1980-an dan kini hidup semi-liar di dalam<br />

hutan TNGL. Fasilitas dan akomodasi wisata seperti<br />

penginapan, warung, dan toko terletak di sepanjang<br />

Sungai Bohorok yang berseberangan dengan<br />

kawasan TNGL.<br />

KONSERVASI GAGAL, BERSIAPLAH MEMANEN BENCANA<br />

27

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!