05.05.2015 Views

Laporan Situasi Hak Asasi Manusia di Indonesia Tahun ... - Elsam

Laporan Situasi Hak Asasi Manusia di Indonesia Tahun ... - Elsam

Laporan Situasi Hak Asasi Manusia di Indonesia Tahun ... - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

antuan usaha, serta jaminan hari tua bagi korban dan keluarga korban pelanggaran HAM masa<br />

lalu <strong>di</strong> Palu. Rencananya program ini akan <strong>di</strong>realisasikan pada Agustus 2013. 12<br />

Selain adanya capaian yang memberi harapan tersebut, masih ada kisah lain yang berujung<br />

sebaliknya. Seperti yang <strong>di</strong>alami Nani Nurani, mantan penari <strong>di</strong> Istana Cipanas era Presiden<br />

Soekarno, yang <strong>di</strong>tahan secara sewenang-wenang dalam peristiwa 1965-1966 karena <strong>di</strong>tuduh<br />

terlibat PKI. Atas apa yang telah ia alami itu, Nani mengajukan gugatan ke Penga<strong>di</strong>lan Negeri<br />

Jakarta Pusat namun tidak berhasil memperoleh kea<strong>di</strong>lan yang <strong>di</strong>harapnya. 13 Majelis <strong>Hak</strong>im<br />

dalam putusan pada 11 April 2012 menilai bahwa gugatan Nani tidak tepat. <strong>Situasi</strong> ini seakan<br />

memberikan preseden buruk bagi pengungkapan kebenaran dan pencarian kea<strong>di</strong>lan bagi korban<br />

pelanggaran HAM masa lalu. Dalih formalitas berpotensi untuk mengganjal setiap upaya<br />

penuntutan hak dan pengungkapan kebenaran dari para korban pelanggaran HAM masa lalu. 14<br />

Sementara inisiatif masyarakat sipil dan para korban serta keluarganya untuk mengungkapkan<br />

kebenaran atas apa yang terja<strong>di</strong> dan <strong>di</strong>alaminya masih terus bertumbuh hingga tahun 2012 lalu.<br />

Misalnya lewat kegiatan pengungkapan kebenaran, yang <strong>di</strong>inisiasi oleh kelompok masyarakat<br />

sipil, yang berlangsung <strong>di</strong> Solo pada 13 Desember 2012 lalu. Dalam acara tersebut berlangsung<br />

penyampaian kesaksian dari para korban pelanggaran HAM masa lalu. 15 Kesaksian para korban<br />

mengenai peristiwa pelanggaran HAM yang menimpa mereka <strong>di</strong> masa lalu semakin penting<br />

karena hal tersebut dapat berimplikasi kepada pembongkaran kesadaran <strong>di</strong> masyarakat mengenai<br />

apa yang terja<strong>di</strong> <strong>di</strong> masa lalu. Usaha ini akan terus berlanjut, dengan merangkul atau mengajak<br />

masyarakat seluas-luasnya agar secara bersama memperjuangkan penuntasan kasus pelanggaran<br />

HAM masa lalu, termasuk agar pelanggaran HAM yang sama tidak terja<strong>di</strong> lagi <strong>di</strong> kemu<strong>di</strong>an hari.<br />

Selain itu, agenda pengungkapan kebenaran oleh para korban dan keluarganya ini dapat<br />

<strong>di</strong>maknai sebagai upaya untuk memperlihatkan kepada masyarakat <strong>Indonesia</strong> bahwa pelanggaran<br />

HAM masa lalu bukan hanya permasalahan korban dan keluarganya saja, namun merupakan<br />

masalah bagi seluruh warga negara <strong>Indonesia</strong> karena peristiwa tersebut terja<strong>di</strong> akibat dari<br />

kebijakan negara.<br />

Meski ada inisiatif masyarakat sipil dan para korban, serta ada komitmen dari kepala daerah<br />

untuk menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu, namun hingga saat ini pemerintah<br />

pusat belum bergeming menunjukkan keseriusannya untuk menuntaskan atau menyelesaikan<br />

kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu. Kalau pun pernah ada niat pemerintah untuk<br />

menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu, ini dapat <strong>di</strong>anggap sebagai lips service<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

Wawancara dengan Nurlaela AK. Lamasitudju, 7 Januari 2013.<br />

Pada tanggal 28 Oktober 2011, Nani Nurani menggugat Presiden RI atas tindakan yang <strong>di</strong>alami <strong>di</strong>rinya, baik <strong>di</strong><br />

masa lampau hingga saat ini, berupa tindakan <strong>di</strong>skriminatif, stigmatisasi, kesewenang-wenangan dari<br />

pemerintah. Sebelumnya, pada tahun 2003, Nani Nurani pernah menggugat Camat Koja <strong>di</strong> Penga<strong>di</strong>lan Tata<br />

Usaha Negara (PTUN) karena camat menolak menerbitkan KTP seumur hidup bagi <strong>di</strong>rinya yang <strong>di</strong>anggap<br />

sebagai eks tahanan politik. Nani Nurani memenangkan gugatan tersebut, sehingga camat Koja akhirnya<br />

<strong>di</strong>perintahkan penga<strong>di</strong>lan untuk membuatkan KTP seumur hidup bagi <strong>di</strong>rinya. Lihat An<strong>di</strong> Muttaqien, “Nurani,<br />

Menggapai Kea<strong>di</strong>lan Sepanjang Hidup,” dalam Buletin <strong>Asasi</strong> E<strong>di</strong>si Januari-Februari 2012, Jakarta: ELSAM,<br />

2012.<br />

Lihat Pernyataan Pers Bersama, “Putusan Nani Nurani: Mengganjal Upaya Korban Pelanggaran HAM Masa<br />

Lalu Dalam Mencari Kea<strong>di</strong>lan,” 12 April 2012, dalam http://elsam.or.id/new/index.php?id=1846&lang=<br />

in&act=view&cat=c/302, <strong>di</strong>akses 27 November 2012.<br />

Lihat “Violation Victims Demand Vin<strong>di</strong>cation,” dalam http://www.thejakartapost.com/news/2012/12/14<br />

/violation-victims-demand-vin<strong>di</strong>cation.html, <strong>di</strong>akses 20 Desember 2012.<br />

8

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!