Laporan Situasi Hak Asasi Manusia di Indonesia Tahun ... - Elsam
Laporan Situasi Hak Asasi Manusia di Indonesia Tahun ... - Elsam
Laporan Situasi Hak Asasi Manusia di Indonesia Tahun ... - Elsam
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
penga<strong>di</strong>lan. Padahal kasus ini merupakan salah satu kasus yang <strong>di</strong>tunggu penyelesaiannya oleh<br />
masyarakat Papua, khususnya para korban.<br />
Demikian halnya dengan agenda pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) <strong>di</strong><br />
Papua, yang berdasarkan pada UU Otonomi Khusus. Tugas Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi<br />
adalah melakukan klarifikasi sejarah Papua. Pembentukan KKR ini seharusnya bisa menja<strong>di</strong><br />
peluang untuk menjembatani berbagai permasalahan yang telah <strong>di</strong>identifikasi, misalnya<br />
sehubungan dengan masalah kesejarahan Papua dan menguatnya isu politik serta sejarah tentang<br />
proses integrasi Papua. Keberanian untuk mengungkapkan kebenaran tentang berbagai masalah<br />
yang <strong>di</strong>hadapi, khususnya membuka kebenaran tentang berbagai bentuk pelanggaran HAM yang<br />
terja<strong>di</strong>, memungkinkan adanya pembangunan kepercayaan menuju pada agenda <strong>di</strong>alog<br />
sebagaimana yang <strong>di</strong>rencanakan. Menghadapi setiap pandangan serta ekspresi politik yang<br />
berbeda dengan cara represif, justru akan menjauhkan negara dari upaya penyelesaian masalah<br />
Papua.<br />
ELSAM juga menyoroti tentang aspek penegakan hukum yang masih <strong>di</strong>skriminatif <strong>di</strong> Papua.<br />
Sejumlah laporan menyebutkan masih berlangsungnya tindakan penyiksaan kepada tahanan, <strong>di</strong><br />
antaranya karena adanya pandangan yang <strong>di</strong>skriminatif terhadap para tahanan politik. Proses<br />
hukum kepada para pihak yang <strong>di</strong>tuduh melakukan makar untuk mengekspresikan pandangan<br />
politik <strong>di</strong>lakukan secara keras, yang bertolak belakang dengan proses hukum terhadap aparat<br />
yang melakukan tindakan kekerasan kepada warga. Padahal, salah satu yang <strong>di</strong>harapkan oleh<br />
masyarakat Papua adalah adanya penegakan hukum yang a<strong>di</strong>l.<br />
Berbagai tindakan kekerasan <strong>di</strong> Papua selama tahun 2012 membuat upaya penegakan,<br />
perlindungan, pemenuhan, dan penghormatan terhadap HAM masih, bahkan semakin menjauh<br />
dari harapan. Penegakan HAM baru memungkinkan berjalan maksimal bila dalam situasi damai.<br />
Untuk itu, langkah utama yang perlu <strong>di</strong>lakukan <strong>di</strong> Papua adalah penciptaan kon<strong>di</strong>si damai<br />
dengan memberikan kea<strong>di</strong>lan dan rasa aman kepada semua warga Papua.<br />
5. (Masih) Minimnya Jaminan atas Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan<br />
Sepanjang tahun 2012, tindakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan<br />
masih juga terus terja<strong>di</strong>. Berdasarkan catatan ELSAM, setidaknya terdapat 64 peristiwa yang<br />
ber<strong>di</strong>mensi pelanggaran terhadap hak atas kebebasan beragama dalam berbagai bentuk selama<br />
tahun 2012. Bentuk pelanggaran paling banyak berupa menghalangi aktivitas beribadah,<br />
beberapa <strong>di</strong> antaranya berakhir dengan pembubaran dan pengrusakan tempat ibadah (lihat<br />
Diagram 12).<br />
38