05.05.2015 Views

Laporan Situasi Hak Asasi Manusia di Indonesia Tahun ... - Elsam

Laporan Situasi Hak Asasi Manusia di Indonesia Tahun ... - Elsam

Laporan Situasi Hak Asasi Manusia di Indonesia Tahun ... - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(1) Negara tidak ha<strong>di</strong>r (absen) <strong>di</strong> saat <strong>di</strong>butuhkan<br />

In<strong>di</strong>kasi bahwa negara absen <strong>di</strong> saat <strong>di</strong>butuhkan terlihat dari masih minimnya negara dalam<br />

memberikan perlindungan bagi suatu kelompok/komunitas warga saat mengalami ancaman<br />

tindak kekerasan dari kelompok lainnya. Misalnya dalam kasus yang berhubungan dengan<br />

kebebasan beragama dan berkeyakinan, seperti yang <strong>di</strong>alami Jemaat Ahma<strong>di</strong>yah, Syiah <strong>di</strong><br />

Sampang, GKI Yasmin, dan HKBP Filadelfia. Juga yang berhubungan dengan kebebasan<br />

berekspresi, seperti yang <strong>di</strong>alami seniman Bramantyo atau <strong>di</strong>skusi buku Irshad Manji. Selain itu,<br />

ketidakha<strong>di</strong>ran negara untuk memenuhi hak Ekosob warganya, misalnya terhadap para petani<br />

atau warga setempat yang sedang mengalami konflik lahan atau bagi korban pelanggaran HAM<br />

masa lalu yang mengalami <strong>di</strong>skriminasi dan stigmatisasi. Ketidakha<strong>di</strong>ran bisa juga <strong>di</strong>artikan<br />

sebagai ketiadaan perhatian yang memadai dari negara, seperti yang terlihat dalam proses<br />

pemilihan komisioner Komnas HAM yang tersendat, seolah hal tersebut bukan persoalan yang<br />

mempunyai urgensi tinggi.<br />

Dalam satu-dua kasus memang ada yang menunjukkan harapan akan keha<strong>di</strong>ran negara, misalnya<br />

saat Walikota Palu berse<strong>di</strong>a menyampaikan permintaan maaf secara publik kepada para korban<br />

pelanggaran HAM masa lalu dan berjanji akan memberikan jaminan kesehatan, beasiswa, hingga<br />

kre<strong>di</strong>t usaha bagi korban dan keluarganya. Juga, LPSK yang menye<strong>di</strong>akan bantuan me<strong>di</strong>s dan<br />

rehabilitasi psikososial bagi korban pelanggaran HAM berat. Di luar kedelapan isu yang <strong>di</strong>bahas<br />

<strong>di</strong> atas, fenomena pemerintahan Jokowi-Ahok <strong>di</strong> DKI Jakarta juga menunjukkan bahwa negara<br />

ha<strong>di</strong>r. Namun sebaliknya, negara absen dalam kasus penggusuran pedagang kaki lima (PKL) <strong>di</strong><br />

sejumlah stasiun <strong>di</strong> wilayah DKI Jakarta dan Depok oleh PT Kereta Api <strong>Indonesia</strong> (PT KAI), <strong>di</strong><br />

mana dalam rangkaian peristiwa tersebut logika ekonomi PT KAI lebih dominan <strong>di</strong>ban<strong>di</strong>ng<br />

posisinya sebagai penye<strong>di</strong>a jasa layanan publik.<br />

(2) Bukannya melindungi, negara justru mencurigai dan/atau melakukan kekerasan<br />

terhadap warganya<br />

Dalam sejumlah kasus <strong>di</strong> atas, negara masih berperan langsung dalam pelanggaran HAM,<br />

misalnya dalam kasus penyiksaan, dan kekerasan <strong>di</strong> Papua, dan penanganan demonstrasi dan<br />

persoalan kebebasan berekspresi lainnya. Terutama dalam kasus penyiksaan, aparat kepolisian<br />

yang seharusnya bertugas menjaga keamanan dan mengayomi warga justru tercatat sebagai<br />

pihak yang paling sering menja<strong>di</strong> pelaku. Di kasus lain, Dewan Perwakilan Rakyat justru<br />

menunjukkan kecenderungan memproduksi kebijakan yang memberi ruang dan peluang bagi<br />

terja<strong>di</strong>nya pelanggaran HAM, misalnya dalam produksi legislasi RUU Penanganan Konflik<br />

Sosial, RUU Keamanan Nasional, dan RUU Organisasi Kemasyarakatan. Tindak represi<br />

terhadap kebebasan ekspresi dan produksi legislasi yang mengancam kebebasan sipil ini seakan<br />

membuka mitos bahwa pasca reformasi kebebasan dasar seolah lebih baik, padahal nyatanya<br />

tidak.<br />

(3) Negara tidak mampu mengha<strong>di</strong>rkan kea<strong>di</strong>lan<br />

Dalam sejumlah kasus <strong>di</strong> atas, institusi penegakan hukum tampak masih belum berfungsi efektif<br />

bagi pemajuan HAM, khususnya dalam menghukum para pelaku pelanggaran HAM. Misalnya<br />

dalam persidangan kasus penyerangan terhadap Jemaat Ahma<strong>di</strong>yah. Juga dalam kasus<br />

penyiksaan yang <strong>di</strong>lakukan oleh aparat kepolisian, <strong>di</strong> mana hukuman yang <strong>di</strong>berikan relatif<br />

ringan. Atau sebaliknya, malah menga<strong>di</strong>li korban, seperti yang terja<strong>di</strong> dalam kasus Jemaat<br />

Ahma<strong>di</strong>yah, atau petani yang mengalami sengketa lahan. Ketidakmampuan dalam mengha<strong>di</strong>rkan<br />

68

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!