05.05.2015 Views

Laporan Situasi Hak Asasi Manusia di Indonesia Tahun ... - Elsam

Laporan Situasi Hak Asasi Manusia di Indonesia Tahun ... - Elsam

Laporan Situasi Hak Asasi Manusia di Indonesia Tahun ... - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Konvensi ini sen<strong>di</strong>ri telah memberikan perlindungan HAM yang komprehensif bagi buruh<br />

migran dan seluruh anggota keluarganya. Hampir seluruh klausul hak sipil dan politik serta hak<br />

ekonomi, sosial dan budaya yang <strong>di</strong>atur <strong>di</strong> dalam dua kovenan utama hak asasi manusia <strong>di</strong>atur <strong>di</strong><br />

dalam konvensi ini. Dalam kerangka hak sipil dan politik misalnya konvensi ini menegaskan<br />

perlindungan hak hidup; penyiksaan atau perlakuan atau penghukuman yang kejam; tidak<br />

manusiawi dan merendahkan martabat; hak untuk tidak <strong>di</strong>perbudak atau <strong>di</strong>perhambakan, hak<br />

untuk bebas berpikir; hak untuk berserikat; hak persamaan <strong>di</strong> muka hukum serta proses pera<strong>di</strong>lan<br />

yang a<strong>di</strong>l. Untuk hak ekonomi sosial budaya misalnya perlindungan hak atas kesehatan,<br />

pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan bagi anak-anak buruh migran, serta identitas budaya. 101<br />

Selain jaminan perlindungan bagi buruh migran dan keluarganya, konvensi ini juga memberikan<br />

sejumlah kewajiban bagi negara pihak untuk melakukan segala upaya yang terkait dengan<br />

perlindungan warga negaranya yang menja<strong>di</strong> buruh migran. Kalangan masyarakat sipil sen<strong>di</strong>ri<br />

berharap pemerintah akan serius menindaklanjuti dan mengimplementasikan konvensi ini<br />

dengan serius, dengan mengubah performa penanganan kasus-kasus buruh migran <strong>Indonesia</strong>,<br />

khususnya terkait dengan <strong>di</strong>plomasi dengan negara tempat buruh migran itu berada. Selama ini<br />

pemerintah selalu lamban dan reaktif dalam menangani kasus-kasus buruh migran. Pemerintah<br />

juga perlu mengubah tata kelola penempatan buruh migran, dengan menekankan pada<br />

pelayananan publik, perlindungan warga dan berbiaya murah, tidak seperti sekarang yang<br />

cenderung eksploitatif dan non-<strong>di</strong>skrimintaif dan berbiaya tinggi. 102<br />

Kebijakan lain yang <strong>di</strong>maksudkan untuk menjamin pemenuhan HAM adalah UU No. 8 <strong>Tahun</strong><br />

2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD. Meskipun muncul sejumlah pengajuan<br />

permohonan pengujian terhadap undang-undang ini, namun secara umum undang-undang ini<br />

bisa <strong>di</strong>katakan telah menjamin HAM warga negara untuk menggunakan hak politiknya.<br />

Sedangkan permasalahan yang mengemuka hingga <strong>di</strong>bawa ke persidangan Mahkamah Konstitusi<br />

lebih terkait dengan verifikasi partai politik, parliamentary treshold, dan pembagian wilayah<br />

daerah pemilihan.<br />

HAM haruslah menja<strong>di</strong> sandaran dalam setiap pembentukan kebijakan legislasi, sebab tujuan<br />

pembuatan kebijakan negara yang utama adalah dalam rangka pemenuhan dan perlindungan hak<br />

asasi manusia, sebagaimana <strong>di</strong>tegaskan <strong>di</strong> dalam tujuan negara. Oleh karena itu setiap rancangan<br />

undang-undang maupun undang-undang pastilah memiliki hubungan erat dengan HAM. Kadar<br />

keterkaitan yang kemu<strong>di</strong>an berbeda-beda antara satu dengan yang lain, ada undang-undang<br />

secara langsung berpengaruh dalam upaya perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia, ada<br />

pula undang-undang yang tidak secara langsung berpengaruh dengan upaya perlindungan HAM,<br />

meski hak asasi tetap harus menja<strong>di</strong> basis pembentukannya.<br />

Berdasar pada substansi sebuah kebijakan, level pertautan (engagement) 103 antara kebijakan<br />

dengan hak asasi manusia, setidaknya dapat <strong>di</strong>bagi menja<strong>di</strong> tiga kriteria, yaitu pertautan sangat<br />

101 Selengkapnya lihat International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers and<br />

Members of Their Families, dapat <strong>di</strong>akses <strong>di</strong> http://www.un.org/ga/search/view_doc.asp?symbol=<br />

A/RES/45/158&Lang=E.<br />

102 Pernyataan Sikap dan Catatan Akhir <strong>Tahun</strong> Migrant CARE untuk International Migrant’s Day 18 Des 2012,<br />

dapat <strong>di</strong>akses <strong>di</strong> http://www.migrantcare.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=6&artid=1551.<br />

103 Teori pertautan (theories of engagement) salah satunya <strong>di</strong>kemukakan oleh Habermas (1981) ketika menjelasan<br />

hubungan pertautan antara gerakan sosial dengan kewarganegaraan. Teori ini kemu<strong>di</strong>an juga <strong>di</strong>gunakan oleh<br />

58

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!