02.07.2013 Views

Patiseri Jilid 3.pdf

Patiseri Jilid 3.pdf

Patiseri Jilid 3.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Konsumen yang menyukai biskuit berlapis krim atau sandwich<br />

biskuit, menginginkan rasa yang enak, rasa krim yang cepat larut dalam<br />

mulut dan tidak meninggalkan rasa lemak seperti lilin, serta rasa krim<br />

cocok atau selaras dengan rasa kepingan biskuit atau wafer.<br />

Peran Besar Lemak<br />

Kelarutan krim dalam mulut disebabkan oleh sifat lemak yang<br />

digunakan untuk formulasi krim filling tersebut. Secara ideal, krim yang<br />

larut dilidah adalah krim yang larut pada suhu tubuh manusia yaitu pada<br />

suhu 37 o C; krim seperi itu memakai lemak dengan kisaran nilai Solid Fat<br />

Index (SFI) yang cukup lebar dan titik leleh sekitar 35-37,8 o C (95-<br />

100 o F). SFI merupakan kisaran di mana pada saat suhu turun, tingkat<br />

padatan lemak meningkat dibandingkan dengan minyak. Beberapa<br />

lemak memiliki kisaran yang lebar dan ada juga yang memiliki kisaran<br />

yang sempit. Lebar dan sempitnya kisaran tersebut tergantung dari<br />

beberapa faktor seperti derajat hidrogenasi dan jenis lemak itu sendiri.<br />

Di negara beriklim tropis seperti Indonesia, kita perlu menggunakan<br />

lemak dengan kisaran titik leleh atau Solid Melting Point yang tinggi<br />

sehingga tidak bisa dihindari adanya pemakaian lemak yang tidak<br />

meleleh pada suhu tubuh. Konsistensi tesktur krim juga harus selaras<br />

dengan tekstur biskuit atau wafer yang dilapisi. Semakin keras tekstur<br />

biskuit, maka tekstur krim juga harus semakin lebih kompak dan lebih<br />

padat.<br />

Lemak tidak hanya mempengaruhi mutu makanan, tetapi juga<br />

merupakan aspek yang penting bagi proses dan mutu proses. Beberapa<br />

jenis lemak dengan spesifikasi berbeda dengan dikombinasikan untuk<br />

formula krim filling dengan memperhatikan mobilitas dan kompatibilitas<br />

atau kecocokan lemak. Pada saat lemak berada dalam kondisi cair,<br />

selama ada kontak fisik lemak akan terus bergerak sampai mencapai<br />

titik keseimbangan sehingga cairan lemak akan ke luar dari krim dan<br />

membasahi biskuit yang dilapisi. Jika krim filling memiliki komposisi<br />

lemak cair yang lebih tinggi, permukaan biskuit bisa menjadi berkesan<br />

basah. Kondisi ini biasa disebut sebagai Eutectics, yaitu kondisi<br />

mencampur dua jenis lemak yang tidak kompatibel sehingga terjadi<br />

pelunakkan lemak (softening) karena perubahan struktur kristal (fat<br />

bloom).<br />

Kondisi lemak campuran yang tidak cocok tersebut juga<br />

merupakan penyebab terpisahnya biskuit dari krim yang terjadi selama<br />

penyimpanannya. Daya lekat krim dengan biskuit yang baik bisa dicapai<br />

dengan migrasi lemak cair dari krim ke permukaan biskuit sebelum<br />

pendinginan. Jika tidak terjadi demikian, maka daya lekat akan lemah.<br />

Oleh karena itu krim harus lebih hangat pada saat dideposit atau biskuit<br />

harus lebih hangat dari pada krim. Masalah ini akan teratasi apabila<br />

lemak yang digunakan pada biskuit dengan lemak yang digunakan pada<br />

krim bersifat kompatibel atau cocok.<br />

518

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!