persen. Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pengeluaranpemerintah dan pengeluaran masyarakat yang masing masing tumbuh 15,1 persen dan5,2 persen. Sementara itu ekspor masih tumbuh negatif, yaitu 14,1 persen. Dari sisiproduksi, pertumbuhan ekonomi tinggi terutama didorong oleh sektor pertanianmeningkat sebesar 3,4 persen; dan sektor tersier, yaitu sektor listrik, gas dan air; danpengangkutan dan telekomunikasi yang masing masing tumbuh 13,9 persen dan 17,6persen.Perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dikategorikan memilikikinerja perekonomian yang baik mengingat banyak negara yang pertumbuhannyanegatif, sementara itu Indonesia tumbuh positif 4 persen bersama Cina dan India yangmasing masing tumbuh 7,9 persen dan 6,1 persen pada triwulan II tahun 2009.Untuk mempercepat pemulihan ekonomi, upaya untuk mengurangi kemerosotanekspor dan lambatnya pertumbuhan investasi semakin ditingkatkan. Di samping itu,konsumsi masyarakat diupayakan untuk tetap dijaga dengan memelihara daya belimasyarakat melalui pengendalian inflasi dan berbagai program pengurangankemiskinan. Efektivitas pengeluaran pemerintah juga ditingkatkan dengan programstimulus untuk menjaga daya beli masyarakat dan peningkatan investasi. Denganmemperhatikan pengaruh eksternal dan berbagai kebijakan yang diambil, pertumbuhanekonomi tahun 2009 diperkirakan sekitar 4,3 persen.Dari sisi moneter, setelah mengalami tekanan akibat gejolak ekonomi duniatahun 2008, perkembangan indikator moneter diperkirakan akan terus membaiksampai akhir 2009. Laju inflasi yang mencapai 11,1 persen pada tahun 2008 menurunmenjadi 2,8 persen pada akhir tahun 2009, seiring dengan menurunnya harga-hargakomoditas dunia, penurunan harga BBM dalam negeri, membaiknya ekspektasi inflasiserta terjaganya pasokan bahan pangan pokok domestik. Meskipun nilai tukar rupiahagak melemah menjadi Rp 10.950,00/USD pada awal 2009, secara bertahap menguatkembali menjadi Rp 9.400,00/USD pada akhir 2009. Penguatan nilai tukar rupiahdidukung oleh neraca pembayaran yang surplus, imbal hasil rupiah yang menarik, premiresiko yang menurun, melemahnya mata uang dollar AS terhadap beberapa mata uangutama dunia, serta meningkatnya keyakinan investor global terhadap kinerjaperekonomian Indonesia.Pada tahun 2009, kebijakan fiskal tetap diarahkan untuk memberi stimuluskepada perekonomian namun dengan terus menjaga ketahanannya. Hal ini dilakukanmengingat dampak terberat dari krisis ekonomi global diperkirakan terjadi pada tahun2009. Oleh karena itu, kebijakan fiskal yang ditempuh ditujukan untuk menyelamatkanperekonomian nasional dengan memperluas program stimulus ekonomi melalui APBN2009; melakukan perubahan asumsi dasar untuk memberikan sinyal yang tepat kepadapublik; serta melakukan beberapa penyesuaian terhadap besaran pendapatan negara,belanja negara, defisit, dan pembiayaan anggaran.Arah kebijakan stimulus fiskal yang ditempuh bertujuan untuk: (i)I-78
mempertahankan sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat antara lain melaluiberbagai insentif perpajakan dan pemberian subsidi, serta bantuan langsung tunai; (ii)mencegah timbulnya PHK secara luas dan meningkatkan daya tahan usaha dalammenghadapi krisis antara lain melalui penurunan berbagai tarif perpajakan dan beamasuk, potongan tarif listrik, subsidi bunga, serta pemberian kredit usaha rakyat; (iii)menangani dampak PHK dan mengurangi tingkat pengangguran dengan meningkatkanbelanja infrastruktur padat karya melalui penambahan anggaran untuk infrastruktur;serta (iv) mempercepat laju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan denganmeneruskan reformasi di seluruh kementerian/lembaga (K/L).Dengan langkah-langkah tersebut di atas, pendapatan negara dan hibahmencapai sekitar Rp 866,8 triliun atau 16,3 persen PDB, lebih rendah Rp 118,9 triliunbila dibandingkan dengan sasaran yang ditetapkan dalam APBN 2009, yaitu sebesar Rp985,7 triliun atau 18,5 persen PDB. Penurunan tersebut terutama didorong olehpenurunan penerimaan dalam negeri, baik berupa penerimaan perpajakan maupunpenerimaan negara bukan pajak sebagai dampak dari krisis ekonomi global.Sementara itu, belanja negara mencapai sekitar Rp 954,0 triliun atau 17,9persen PDB, yang lebih rendah Rp 83,1 triliun apabila dibandingkan dengan anggaranbelanja negara yang ditetapkan dalam APBN 2009 yang besarnya Rp 1.037,1 triliun atau19,5 persen PDB. Penurunan anggaran belanja tersebut antara lain disebabkan olehbeban belanja subsidi yang menurun menjadi Rp 159,5 triliun atau 3,0 persen PDB dariRp 166,7 triliun atau 3,1 persen PDB yang ditetapkan dalam APBN 2009. Penurunansubsidi ini disebabkan oleh perubahan asumsi harga minyak yang cukup besar dariUS$80 per barel menjadi US$61,6 per barel.Perkembangan penerimaan dan belanja negara di atas, mendorong peningkatandefisit anggaran dalam tahun 2009 menjadi sebesar 1,6 persen PDB, atau meningkatsebesar 0,6 persen PDB jika dibandingkan dengan defisit yang ditetapkan dalam APBNtahun 2009 yang besarnya 1,0 persen PDB. Selanjutnya stok utang pemerintah dapatditurunkan menjadi sebesar 30,0% PDB.Menjelang akhir tahun 2009, proses pemulihan ekonomi dunia terusmenunjukkan peningkatan dan berdampak positif terhadap kinerja sektor eksternalpada keseluruhan tahun 2009. Kondisi Neraca Pembayaran sampai triwulan III tahun2009 terjaga. Total nilai ekspor sampai triwulan III tahun 2009 mencapai USD 84,1miliar atau turun 23,4 persen jika dibanding dengan triwulan III tahun 2008. Total nilaiimpor sampai triwulan III tahun 2009 mencapai USD 91,1 miliar atau menurun 33,3persen dibanding triwulan III tahun 2008. Secara keseluruhan, neraca transaksi berjalansampai triwulan III tahun 2009 mengalami surplus sebesar USD 7,4 miliar. Padatriwulan II tahun 2009 arus modal dan finansial mengalami defisit, namun sampaidengan triwulan III tahun 2009 secara keseluruhan arus modal dan finansial surplussebesar USD 4,7 miliar, surplus ini didorong oleh arus masuk investasi langsung asingsebesar USD 3,8 miliar serta arus masuk investasi portfolio sebesar USD 6,6 miliar,I-79
- Page 2 and 3:
Buku IIImemuat rencana pembangunan
- Page 4 and 5:
harga pangan dan terjadinya krisis
- Page 6 and 7:
damai.Akuntabilitas di tingkat peme
- Page 8 and 9:
2004, 203142005, 74682005, 15975200
- Page 10 and 11:
PDB & PDB Non Migas (%, y-o-y)PDB P
- Page 12 and 13:
GAMBAR 5PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDU
- Page 14 and 15:
daerah dalam pelayanan dan penyelen
- Page 16 and 17:
GAMBAR 8PERKEMBANGAN ANGKA PARTISIP
- Page 18 and 19:
keras di antara pemerintah, dunia u
- Page 20 and 21:
erkelanjutan. Pengelolaan lingkunga
- Page 22 and 23:
BAB IIIARAHAN RPJPN 2005-20253.1 Vi
- Page 24 and 25:
keindahan dan kenyamanan kehidupan;
- Page 26 and 27:
sebagai negara demokrasi yang besar
- Page 28 and 29: BAB IVKEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONA
- Page 30 and 31: kepatuhan terhadap pranata hukum.Sa
- Page 32 and 33: Sementara itu, munculnya kesadaran
- Page 34 and 35: dalam langkah dan peran strategis I
- Page 36 and 37: Percepatan pembangunan dan pertumbu
- Page 38 and 39: Agenda V: Pembangunan Yang Inklusif
- Page 40 and 41: Langkah-langkah yang disebutkan di
- Page 42 and 43: Perwujudan keadilan keikutsertaan d
- Page 44 and 45: hati, sehingga inflasi dapat dikend
- Page 46 and 47: Sasaran tersebut tercermin dari per
- Page 48 and 49: NO. PEMBANGUNAN SASARAN6. Infrastru
- Page 50 and 51: 3. Arah kebijakan umum untuk memper
- Page 52 and 53: Prioritas 2: PendidikanPeningkatan
- Page 54 and 55: Prioritas 4: Penanggulangan Kemiski
- Page 56 and 57: 3. Perhubungan: Pembangunan jaringa
- Page 58 and 59: 5. Hasil ikutan dan turunan minyak
- Page 60 and 61: 4. Kebijakan: Peningkatan perhatian
- Page 62 and 63: erdiri sendiri, tetapi saling terka
- Page 64 and 65: keseluruhan disebut dana perimbanga
- Page 66 and 67: sebagai pusat pelayanan primer yang
- Page 68 and 69: lingkungan hidup; (7) mendorong pus
- Page 70 and 71: antarwilayah maupun antarkawasan; (
- Page 72 and 73: keragaman hayati, habitat, potensi
- Page 74 and 75: III.Wilayah Pengembangan Kelautan J
- Page 76 and 77: 1. Mendorong percepatan pembangunan
- Page 80 and 81: sedangkan investasi lainnya (neto)
- Page 82 and 83: 2010 yang lebih baik; ketahanan eko
- Page 84 and 85: negara industri utama. Di dalam neg
- Page 86 and 87: maupun dalam meningkatkan pemenuhan
- Page 88 and 89: perekonomian domestik dan mampu men
- Page 90 and 91: sebagai sumber pendanaan jangka men
- Page 92 and 93: I-92TABEL 3KERANGKA EKONOMI MAKRO20
- Page 94 and 95: Dana PerimbanganMenurut Undang-Unda
- Page 96 and 97: kegiatan khusus yang merupakan urus
- Page 98 and 99: Pemerintah Pengganti Undang-Undang
- Page 100 and 101: BAB VIPENUTUPRencana Pembangunan Ja