13.07.2015 Views

World Bank Document - psflibrary.org

World Bank Document - psflibrary.org

World Bank Document - psflibrary.org

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Memerangi Korupsi di Indonesia yang TerdesentralisasiStudi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintah DaerahKEADILAN YANG SULIT DIRAIH(Studi Kasus Korupsi APBD 2002 Kabupaten Kepulauan Mentawai)Peneliti: Said Amin"Di negeri ini yang ada hanya ‘tempat’ Pengadilan, sedangkan Keadilan itu sendiri masih penuhtanda tanya ...."Salah satu anggota koalisiBAGIAN I: RINGKASANSejak pertengahan tahun 2002, berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalamAMM (Aliansi Masyarakat Mentawai) mulai gelisah melihat tidak adanya kemajuanatau perbaikan sarana prasarana fisik dan masih sangat rendahnya tingkat pendidikan diKabupaten Kepulauan Mentawai.Kegelisahan kian menguat ketika beberapa kali melakukan diskusi dan bedah/kajianAPBD Tahun Anggaran (TA) 2001-2002,ditemukan indikasi penyalahgunaanpenggunaan anggaran senilai Rp 25 Milyar. Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakankabupaten yang berdiri tahun 1999( produk UU Otonomi Daerah No 22 tahun 1999)setelah memisahkan diri dari kabupaten induknya - Padang Pariaman ini.Tidak mau penyelewengan tersebut terus berlangsung, tepat 2 (dua) hari setelah pelantikanKejari Tuapajet-Mentawai tanggal 21 April 2003, indikasi dugaan korupsi ini dilaporkanke Kejati Sumatera Barat. Momen ini sengaja diambil AMM agar kasus tersebut menjadiprioritas dan perhatian kajari yang baru pertama ada di Tua Pejat, Mentawai ini. Bahkanpada saat pelantikan Kajari, AMM sempat melakukan aksi demonstrasi mendesak agarKejati segera menuntut tuntas dugaan kasus tersebut.Temuan AMM ini ternyata cukup menjadi perhatian Kejati. Terbukti, kurang dari3 (tiga) bulan sudah keluar hasil penyidikan tim kejaksaan, dimana telah ditemukandugaan penyelewengan atas dana yang berasal dari sisa APBD 2002 atau dikenal denganUang Untuk Dipertanggungjawabkan (UUDP) senilai Rp 7,6 Milyar. Dugaan korupsikemudian mengarah kepada 4 orang tersangka, yaitu Sekretaris Daerah (Terdakwa I),Kepala Bagian Keuangan (Terdakwa II), Bendahara Rutin (Terdakwa III), dan MantanBendahara (Terdakwa IV). Ini membuat aktor pendorong kecewa, karena Bupati yangmenjadi bidikan utama mereka untuk bertanggungjawab atas kasus ini kemudianhanya dijadikan saksi. Hal ini sempat membuat gerakan koalisi aktor melemah, bahkanbelakangan bubar dengan sendirinya, tanpa ada pengawalan yang berarti atas kasus inilebih lanjut.Lampiran 141

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!