Minimagz BENEFIT Edisi 9:IX:2017 low

Recommendations

Info

HIGHLIGHTS menyewa rumah-rumah tua di wilayah timur Kota Antakya, warga lokal menyebutnya sebagai kawasan Jabal, bagian dari sejarah kota tua atau Old Antakya. Jabal berarti gunung atau perbukitan, dilihat dari kondisi geografisnya, Antakya memang dikelilingi oleh perbukitan tinggi. Bukit-bukit ini juga yang menjadi batas wilayah, di balik bukit sudah menjadi wilayah teritorial Suriah. Kini di pemukiman padat di sepanjang punggung perbukitan timur Kota Antakya inilah menetap ribuan keluarga pengungsi asal Suriah. Prinsip yang berlaku, makin kumuh pemukimannya, berarti harga sewa makin murah. Menemukan banyak kisah keluarga miskin di Jabal Old Antakya, Tim SOS Syria X bergegas menyisihkan ratusan paket Sedekah Pangan untuk lusinan keluarga Suriah di kawasan ini. Tiba di Kota Tua Antakya, tanahnya berundak-undak serupa pemukiman kumuh Favela di Rio de Janeiro, Brasil. Bedanya, jika di Favela Rio de Janeiro semarak rumah warnawarni, Jabal Old Antakya bergeming dari keriuhan kota, jauh dari semarak. Sepi menghampar. Rumah-rumah yang tertata berundak-undak di Jabal Old Antakya kebanyakan kini telah dihuni oleh keluarga miskin pengungsi asal Idlib atau Aleppo, Suriah. Mereka menyewa rumah kepada penghuni lokal warga Antakya. Harganya Sekitar 500 Turkish Lira atau sekitar Rp. 2.000.000 rupiah untuk tiap bulan sewa rumah di sekitar pemukiman kumuh. Pintu-pintu rumah mereka tertutup rapat. Kami menebak, mungkin di balik pintu rumah-rumah itu ada si anak dan si ibu sedang bercengkerama apa adanya. Hidup serba sulit di sini, terlebih jika jumlah anggota keluarga di balik pintu rumah itu berjumlah lebih dari 5 orang (mayoritas keluarga Suriah hidup dengan jumlah anak lebih dari 5 orang). Jelang senja di ufuk barat, Tim SOS Syria X dibantu oleh beberapa orang relawan lokal Arab memarkir mobil bak berisi ratusan paket Sedekah Pangan di sebuah tanah lapang luas. Sore itu, ramai hanya ada di tanah lapang luas itu, belasan remaja tanggung Suriah asyik berkejaran dengan bola, menyepak bola dari ujung ke ujung lapangan luas itu. “Ammu, Hal Anti Suuriaah? Ibu apakah kamu Syrian?” tanya translator bahasa Arab kami pada seorang Ibu yang sedang berjalan di gang sempit Kota Tua Antakya. Si Ibu tampak sedang bergegas menjawab lirih, “Na’am Ana Suuriaah”. Si Ibu pun lekas diajak mendekat ke mobil yang mengangkut ratusan paket Sedekah Pangan. Seketika tawa Ibu itu menjalar ke seluruh garis mukanya, kebahagiaan membuncah dari mata dan tawanya. “Alhamdulillah, “syukron Endonezya,” suara pelan dari si Ibu. Hanya hitungan menit setelah itu, berbondong-bondong lusinan keluarga lainnya mendekat dan menjadi kerumunan. Satu-persatu menunjukkan identitas kartu refugee yang diberikan oleh Pemerintah Turki. Rabu (9/11/2016) sekali lagi amanah masyarakat Indonesia berhasil tertunaikan untuk ratusan keluarga pengungsi Suriah. Merah Putih berkibar di atas Kota Tua Antakya. Ucapan terima kasih untuk Indonesia berkali-kali terucap. Terselip juga doa untuk Indonesia di tengah rekahan senyum bahagia mereka. Satu kotak Sedekah Pangan berisi lebih dari 10Kg paket makanan untuk satu keluarga. InsyaAllah sekotak paket Sedekah Pangan itu bisa digunakan selama sebulan. • 36 Edisi 9/IX/2017 | BENEFIT
HIGHLIGHTS Saat Sedekah Pangan Suriah Melabuh di Reyhanlı Penulis: Shulhan Syamsur Rijal/Rudi Purnomo Sepotong Suriah itu berserak di seantero Kota Reyhanlı (baca:Reyhaniye), sebuah kota kecil di perbatasan, begitu dekat dengan Provinsi Idlib, Suriah. Di titik ini, bahasa Arab pun menjadi bahasa kedua yang dipakai dalam percakapan seharihari. Di Reyhanlı Tim SOS Suriah X tuntaskan distribusi sedekah pangan untuk pengungsi Suriah. Ada koneksi yang terjalin kuat antara Kota kecil Reyhanlı dengan Suriah sejak berabad lampau. Budaya melebur, bahasa Arab dan bahasa Turki bersanding dalam percakapan sehari-hari. Tak aneh memang, sebab dalam peta digital yang disajikan Google Maps, terlihat jelas bahwa Kota Reyhanlı, berikut beberapa kota lain d Provinsi Hatay bersebelahan persis dengan wilayah teritorial Suriah. Aleppo, Idlib, Darkush, dan beberapa titik lain di barat Suriah hanya berbatas tembok dengan wilayah Provinsi Hatay. Tembok batas dibangun untuk memisahkan dua negeri, memisahkan dua nasib yang kini saling bertolak belakang. Sebelum perang Suriah meletus tahun 2011 silam, sudah banyak pelintas batas ikut menghidupi Reyhanlı dan Edisi 9/IX/2017 | BENEFIT 37
Page 1 and 2: DARI PABRIK ROTI ASA ITU TUMBUH Di
Page 3 and 4: CONTENT Sangat meringankan dan flek
Page 5 and 6: EDTORIAL Lapar dan Nurani Kita Assa
Page 7 and 8: Chief Executive Officer Board of Ad
Page 9 and 10: COVER STORY dan memuliakan penerima
Page 11 and 12: IDEAS Semangat Aksi Bela Islam 212,
Page 13 and 14: INSPIRED aktivitas terorisme karena
Page 15 and 16: HIGHLIGHTS Humanity Card untuk Musl
Page 17 and 18: HIGHLIGHTS Siapa yang menyangka, ro
Page 19 and 20: HIGHLIGHTS Adanalioglu dalam Sebing
Page 21 and 22: HIGHLIGHTS terlihat ingin mengajak
Page 23 and 24: HIGHLIGHTS Suhu dingin menyergap ka
Page 25 and 26: HIGHLIGHTS diskriminasi, tak ada pe
Page 27 and 28: HIGHLIGHTS 230.000 pengungsi yang b
Page 29 and 30: HIGHLIGHTS Harapan tidak semudah it
Page 31 and 32: HIGHLIGHTS Hala masih harus menjala
Page 33 and 34: HIGHLIGHTS Edisi 9/IX/2017 | BENEFI
Page 35: HIGHLIGHTS memberikan sekotak Sedek
Page 39 and 40: HIGHLIGHTS pangan harian itu memili
Page 41 and 42: ON GOING Tembok Meunasah dalam pros
Page 43 and 44: Edisi 9/IX/2017 | BENEFIT 43
Page 45 and 46: ON GOING merah di desa tersebut ban
Page 47 and 48: ON GOING njir Datang sunami Penulis
Page 49 and 50: ON GOING “Warnanya sudah sampai m
Page 51 and 52: ON GOING Tak berhenti disitu, tim j
Page 53 and 54: ON GOING Penulis: Muhajir Arif Rahm
Page 55 and 56: ON GOING mancanegara memasukkan Buk
Page 57 and 58: ON GOING Meunasah Grong Grong Kruen
Page 59 and 60: ON GOING memulihkan fisik, psikis,
Page 61 and 62: ON GOING luas, masih minim. Berangk
Page 63 and 64: GLOBAL WAKAF kanal campaign yang ma
Page 65 and 66: GLOBAL ZAKAT Kartu ini memuat ident
Page 67 and 68: Tepian Negeri di sebelah selatan, d
Page 69 and 70: Tepian Negeri Kini Mereka Tak lagi
Page 71 and 72: Sekolah ‘Kandang Ayam’ itu Kini
Page 73 and 74: Edisi 9/IX/2017 | BENEFIT 73
Page 75 and 76: Lumbung Pangan Tanggap. Luas lahan
Page 77 and 78: SKDI Menunggu di Maungdaw Penulis:
Page 79 and 80: SKDI Dinding Tebal Birokrasi: Dibal
Page 81 and 82: SKDI secara terbuka menyatakan diri
Page 83 and 84: SKDI lebih. Mereka membaur untuk se
Page 85 and 86: SKDI tentang Younus, seorang bujang
Page 87 and 88:
SKDI Dari Sekolah, Anak Rohingya Me
Page 89 and 90:
SKDI Mantel, Selimut, dan Penghanga
Page 91 and 92:
SKDI Burij Camp, 20 KK Al Maghazi d
Page 93 and 94:
MEDAN BRANCH Kota Medan mengawali k
Page 95 and 96:
BANDUNG BRANCH tuturnya. Atep menam
Page 97 and 98:
YOGYAKARTA BRANCH Tak ada yang bers
Page 99 and 100:
SURABAYA BRANCH Sepotong cerita men
Page 101 and 102:
PROFILE saya sedang santai-santai a
Page 103 and 104:
PROFILE masyarakat kurang mampu di
Page 105 and 106:
MSR harus melalui perjuangan yang c
Page 107 and 108:
PARTNERSHIP lebih dari 8 hari, ruma
Page 109 and 110:
Edisi 9/IX/2017 | BENEFIT 109
show all

Minimagz BENEFIT Edisi 9:IX:2017 low

Create successful ePaper yourself

Delete template?

Save as template?