Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
SKDI<br />
Mantel, Selimut, dan<br />
Penghangat, Agar Gaza<br />
tak Lagi Menggigil<br />
Penulis: Tsurayya Fajri Islami<br />
Bilamana musim dingin<br />
datang, hembusan angin<br />
dingin begitu menyiksa.<br />
Hujan salju di malam hari<br />
merobek terpal plastik<br />
yang menutupi jendelajendela<br />
rumah. Angin<br />
menghembuskan hawa<br />
dingin ke seluruh ruangan<br />
rumah, dingin bak kamar<br />
mayat. Begitu kondisi<br />
Gaza di puncak musim<br />
dingin<br />
Tentang sebuah kota yang terasing, musim dingin begitu<br />
memakan kekhawatiran hati para ibu ketika anak-anaknya<br />
bermain salju di luar rumah tanpa mantel. Terdengarnya<br />
kabar anak-anak mati dalam kedinginan bukanlah hal asing lagi<br />
bagi mereka.<br />
Harusnya kota di atas adalah gambaran sebuah kota yang<br />
hampir mati. Namun kondisi dingin mencekam itu tak begitu<br />
dirasa oleh warga sebuah kota yang begitu teguh hatinya. Ya,<br />
kota itu bernama Gaza.<br />
Kota ini hanyalah sebentuk garis yang terletak di tepi<br />
sebelah timur Laut Tengah atau acapkali dikenal dengan Laut<br />
Mediterania. Puluhan tahun lamanya, kota ini menjadi pusat<br />
konflik, target dari serangan bom-bom yang dilontarkan oleh<br />
tetangga sebelah, Israel. Tiap awal tahun, penderitaan di sana<br />
<strong>Edisi</strong> 9/<strong>IX</strong>/<strong>2017</strong> | <strong>BENEFIT</strong> 89