16.03.2017 Views

Minimagz BENEFIT Edisi 9:IX:2017 low

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

SKDI<br />

lebih. Mereka membaur<br />

untuk sementara waktu.<br />

Untuk Desa<br />

Satkania, Tim SOS<br />

Rohingya Aksi Cepat<br />

Tanggap membawa<br />

bantuan dengan berat<br />

total kurang lebih 500 kg.<br />

Dua buah truk berukuran<br />

sedang dipakai untuk<br />

membawa seluruh<br />

bantuan pangan ini<br />

menembus pelosok desa<br />

sampai ke Satkania.<br />

Paket yang disalurkan terdiri dari beras,<br />

kentang, minyak goreng, bawang, adas,<br />

dan beberapa bahan pangan lainnya. Tak<br />

hanya bantuan untuk pengungsi Rohingya,<br />

beberapa warga lokal pun menerima<br />

berkahnya.<br />

“Di Bangladesh, kalau kita ingin<br />

memberi bantuan ke pengungsi Rohingya<br />

harus ada warga lokal yang dapat juga.<br />

Mereka dipilih dari yang kategori paling susah<br />

di desa sini,” jelas mitra ACT.<br />

Jelang senja dan gelap membaur di<br />

langit, distribusi bantuan pangan sempat<br />

tertunda sesaat untuk menunaikan shalat<br />

Maghrib. Seusai shalat berjamaah di rumah<br />

Sang Tokoh Desa Satkania ini, distribusi<br />

kembali berlanjut. Seratusan orang<br />

tampak sudah berbaris rapi di sebelah truk<br />

berbendera Indonesia. Rohingya dan warga<br />

lokal membaur, tampak nyaris tak ada beda<br />

antara si pengungsi dan si warga lokal.<br />

Jika mencermati sejenak, bisa dibilang<br />

hampir tak ada perbedaan fisik antara orang<br />

Rohingya dan warga lokal Bangladesh. Warna<br />

kulit serupa, postur serupa, garis wajah pun<br />

mirip, bahkan bahasa yang mereka gunakan<br />

pun sama persis! Untuk bahasa yang sama,<br />

memang muslim Rohingya di wilayah<br />

Rakhine, Myanmar berbahasa yang sama<br />

dengan Muslim Bangladesh wilayah Timur<br />

yang bermukim dekat perbatasan. Hanya<br />

berbatas sungai Naf, bahasa dan budaya<br />

mereka serupa.<br />

Satu hal kentara yang membedakan,<br />

orang-orang Rohingya itu tampak berwajah<br />

lebih kusam dengan rona wajah yang tak lagi<br />

segar, cenderung muram. Kemuraman yang<br />

beralasan, sebab bayang-bayang penindasan<br />

Myanmar atas orang-orang Rohingya itu<br />

tentu masih terekam jelas dalam pengalaman<br />

mereka beberapa tahun terakhir.<br />

Saking ramainya, lonjakan histeria itu<br />

pun tak bisa dibendung. Selepas maghrib,<br />

pembagian bantuan pangan ini sempat<br />

terasa sedikit kegaduhan. Mereka yang<br />

mengantre, warga lokal fakir dan ratusan<br />

keluarga Rohingya itu tak sabar untuk lekas<br />

menukarkan kupon yang mereka dapatkan.<br />

Sebuah kupon yang seharga dengan<br />

tumpukan bahan pangan, juga tumpukan<br />

bahagia. Sebuah bentuk empati kemanusiaan<br />

yang nyata tersaji untuk nasib warga<br />

Rohingya. Dua jam selepas maghrib, seluruh<br />

paket bantuan pangan di atas dua truk itu<br />

tuntas, kosong tak bersisa.<br />

Dari sebelah Maungdaw, dari seberang<br />

Sungai Naf, Ratusan pengungsi Rohingya<br />

di Desa Satkania, Distrik Chittagong,<br />

Bangladesh terima uluran tangan tulus dari<br />

Bangsa Indonesia. Sebuah bukti bahwa<br />

bangsa ini memang punya semangat gerilya<br />

tinggi untuk urusan empati dan kemanusiaan.<br />

Dari balik kabut malam Satkania,<br />

bendera “Terima Kasih Indonesia” pun<br />

berkibar. Alhamdulillah.■<br />

<strong>Edisi</strong> 9/<strong>IX</strong>/<strong>2017</strong> | <strong>BENEFIT</strong> 83

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!