16.03.2017 Views

Minimagz BENEFIT Edisi 9:IX:2017 low

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SKDI<br />

Dinding Tebal Birokrasi:<br />

Dibalik Kelumit Distribusi<br />

Bantuan di Perbatasan Bangladesh<br />

Penulis: Shulhan Syamsur Rijal/Dyah Sulistiowati/Mutsla Qanitah<br />

Bagi warga etnis<br />

Rohingya, tinggal di<br />

tanah air dalam kondisi<br />

konflik ibarat menunggu<br />

kematian. Kekejaman<br />

aparat Myanmar memaksa<br />

mereka yang masih<br />

ingin hidup untuk lari<br />

sejauh mungkin. Akan<br />

tetapi, berhasil lolos dari<br />

ancaman maut di kampung<br />

halaman bukan berarti<br />

hidup menjadi lebih<br />

mudah.<br />

Hingga saat ini, usaha para pengungsi Rohingya<br />

untuk mencari suaka di Bangladesh masih berlanjut.<br />

Walaupun sebenarnya Pemerintah pusat Bangladesh<br />

tidak pernah memberi izin resmi kepada mereka untuk<br />

melintasi batas wilayah Myanmar-Bangladesh. Melintas<br />

saja ilegal, apalagi untuk bermukim di wilayah-wilayah<br />

sekitar Chittagong dan Cox Bazar, dekat perbatasan kedua<br />

negara tersebut. Penolakan pemberian izin ini berlaku<br />

baik untuk pengungsi lama maupun pengungsi baru yang<br />

menyelamatkan diri dari Maungdaw.<br />

Meski tidak diakui sebagai pengungsi, saat ini tercatat<br />

sudah lebih dari 200.000 jiwa pengungsi yang berlindung di<br />

dalam kamp resmi di bawah pengawasan Komisioner Tinggi<br />

PBB untuk Pengungsi (UNHCR). Bahkan mayoritas dari jumlah<br />

tersebut menetap di ratusan titik kamp tidak resmi. Data<br />

tersebut merupakan akumulasi jumlah pengungsi yang sudah<br />

<strong>Edisi</strong> 9/<strong>IX</strong>/<strong>2017</strong> | <strong>BENEFIT</strong> 79

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!