You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
ON GOING<br />
Tembok Meunasah<br />
dalam proses rekonstruksi. Pembangunan<br />
dimulai dari meunasah di Desa Grong Grong,<br />
Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, kemudian<br />
disusul dengan meunasah Kuta Pangwa,<br />
meunasah Meue, meunasah Planduk Tunong,<br />
dan terakhir meunasah Rhing Krueng.<br />
Di balik proses pembangunan setiap<br />
meunasah, terdapat seribu cerita. Tentang<br />
kerja keras para pekerja bangunan yang<br />
didatangkan jauh dari Pulau Jawa, tentang<br />
kerelaan warga sekitar untuk menampung<br />
pekerja dan membantu sebisanya, tentang<br />
roda kehidupan yang mau tidak mau harus<br />
tetap berputar. Tanpa adanya meunasah,<br />
masyarakat terpaksa memindahkan<br />
aktivitas salat, rapat, dan pengajian ibu-ibu<br />
ke balai terdekat. Jika desa mereka tidak<br />
memiliki balai, maka mereka terlebih dahulu<br />
membangun balai sementara.<br />
Memasuki minggu kedelapan<br />
pembangunan meunasah Grong-grong<br />
Kreung, progres pembangunan sudah<br />
hampir mencapai 50 persen. Masyarakat<br />
sudah bisa melihat dinding bata beserta<br />
kerangka jendelanya yang sudah membentuk<br />
bangunan meunasah. Sementara di titik<br />
lain, progres pembangunan menunjukkan<br />
potret yang bervariasi. Menurut keterangan<br />
Muhardiansyah, relawan Aksi Cepat Tanggap<br />
wilayah Aceh, seluruh pembangunan di lima<br />
titik berjalan sesuai dengan rencana.<br />
Meskipun begitu, di balik kesesuaian<br />
pembangunan dengan tenggat waktu yang<br />
ditetapkan, terdapat pengorbanan para<br />
pekerja. Hujan deras yang mengguyur Aceh<br />
beberapa hari terakhir menyebabkan banyak<br />
pekerja di Meunasah Grong-grong Kreung<br />
terserang flu, sementara pekerjaan harus<br />
tetap dilanjutkan. “Sekarang hampir setiap<br />
hari hujan, mulai sore di atas jam 2, lanjut<br />
terus sampai malam. Besok paginya baru<br />
reda,” ujar Muhardiansyah.<br />
Tidak banyak hiburan yang bisa<br />
dinikmati oleh para pekerja ini di sela-sela<br />
proses pembangunan, paling-paling hanya<br />
obrolan ringan dengan sesama pekerja<br />
saat istirahat makan siang. Di malam hari,<br />
terkadang mereka memancing belut di<br />
sungai yang terletak tepat di belakang<br />
<strong>Edisi</strong> 9/<strong>IX</strong>/<strong>2017</strong> | <strong>BENEFIT</strong> 41