You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
MEDAN<br />
BRANCH<br />
Kota Medan mengawali<br />
keseruan pembekalan relawan.<br />
Penyampaian materi secara<br />
lugas dibumbui sedikit canda<br />
membuat para peserta begitu<br />
semangat mengikuti kegiatan ini.<br />
Aksi lapangan pun tak<br />
kalah serunya. Masyarakat<br />
terlibat langsung dalam kegiatan<br />
fire rescue. Secara bergantian<br />
peserta bersama warga<br />
melakukan praktik pemadaman<br />
dengan menggunakan APAR (alat pemadam<br />
api ringan), karung basah, juga dengan<br />
menggunakan peralatan utama Damkar.<br />
Menurut Ronio Romantika, Koordinator<br />
Wilayah – MRI Sumatera Utara, satu hal<br />
yang membedakan Volunteer Camp Batch-6<br />
dengan Volunteer Camp edisi sebelumnya<br />
adalah ‘Social Development Program’.<br />
Program ini sebagai inisiasi pemberdayaan<br />
relawan serta menguatkan posisi relawan di<br />
masyarakat. Pemberdayaan relawan untuk<br />
menghidupkan masyarakat.<br />
“Para relawan diberikan pembekalan<br />
tentang penggalian potensi lingkungan<br />
masyarakat, serta bagaimana memaksimalkan<br />
pengelolaan potensi tersebut. Dalam<br />
pelatihan ini, para relawan menangkap contoh<br />
kasus potensi alam Labuhan Deli sebagai<br />
lumbung pangan serta lumbung ternak,”<br />
ujarnya.<br />
Ronio menambahkan, para relawan dari<br />
Seluruh Sumatera Utara ini pun mendapat<br />
ilmu baru selain dari materi yang disajikan<br />
juga lewat praktik terjun ke masyarakat.<br />
Momen sulit dilupakan terjadi ketika para<br />
relawan berkesempatan langsung melakukan<br />
panen padi di sawah milik masyarakat.<br />
Mengetahui alur kerja mulai dari padi dipanen<br />
hingga pengolahan di kilang padi.<br />
Kisah seru ini pun diceritakan serupa<br />
oleh Muhammad Affan, Penanggung<br />
Jawab VC-Batch 6. Menurutnya Volunteer<br />
Camp yang digelarnya di awal tahun <strong>2017</strong><br />
ini dibekali dengan materi pemberdayaan<br />
masyarakat. Hasil akhirnya bisa menjadikan<br />
relawan berdaya di masyarakat, tak takut<br />
untuk menjadi pionir, pemantik, dan menjaga<br />
perubahan di masyarakat,<br />
“Dalam materi itu juga ada social<br />
mapping, asesmen lokasi dan tentang materi<br />
keahlian ekonomi yang ada di masyarakat.<br />
Mereka diajak untuk tidak berpikir menjadi<br />
relawan penanganan bencana saja, namun<br />
bisa berdaya di masyarakat dalam hal apapun<br />
dari sisi ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan<br />
yang lainnya,” kisahnya.<br />
Sepanjang hari-hari itu, suasana begitu<br />
cair dan hangat. Seluruh peserta yang<br />
berjumlah 78 orang tak kenal capai bergotong<br />
royong berbaur dengan masyarakat untuk<br />
aksi bersih lingkungan. Erwin Amri Kepala<br />
Desa pun tak sungkan membaur bersama<br />
sekelompok relawan tangguh itu. Begitu<br />
juga dengan Arbaini Kepala Dusun VI, Ia<br />
menjadi panutan peserta tentang bagaimana<br />
membaur dalam masyarakat desa.<br />
Siapa yang mengelak bahwa persoalan<br />
kemanusiaan itu dapat diselesaikan dengan<br />
kedermawanan dan kerelawanan? Esok hari,<br />
relawan tidak hanya hadir dalam urusan<br />
bencana maupun tragedi kemanusiaan saja,<br />
namun juga aktif langsung sebagai agen<br />
kemanusiaan, inisiator aksi-aksi perubahan<br />
sejak dari struktur masyarakat paling pelosok<br />
sekalipun.<br />
Mulai dari sendiri, kepedulian ditebar,<br />
ditularkan sampai akhirnya tercipta<br />
gelombang kepedulian terhadap sesama. •<br />
<strong>Edisi</strong> 9/<strong>IX</strong>/<strong>2017</strong> | <strong>BENEFIT</strong> 93