You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Sekolah ‘Kandang Ayam’<br />
itu Kini Hanya Kenangan<br />
Penulis: Muhajir Arif Rahmani<br />
Tepian Negeri<br />
Sekilas bangunan tiga ruang kelas berdinding papan, beratap rumbia, bolong di sana-sini<br />
dengan lantai plesteran semen yang sudah rekah dimana-mana itu tak ubahnya seperti<br />
kandang ayam. Padahal bangunan tiga ruang di Dusun Moian, Desa Palapi, Kecamatan<br />
Taopa, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah ini difungsikan sebagai<br />
bangunan sekolah. Berdiri di atas tanah warga, sudah sembilan tahun umurnya.<br />
Setiap hari Senin sampai Jumat, anakanak<br />
Desa Palapi siswa Madrasah<br />
Ibtidaiyah Swasta (MIS) Al-Khairaat<br />
bersama 3 gurunya tak pernah luput sehari<br />
pun menyelesaikan belajar dan mengajar.<br />
Hanya bernaung di bawah bangunan nyaris<br />
ambruk. Jika hujan turun, air merembes ke<br />
segala sudutnya.<br />
Orang tua siswa MIS Al-Khairat<br />
seluruhnya berprofesi sebagai nelayan. Para<br />
siswanya sedikitpun tak dipungut biaya,<br />
mereka gratis belajar di MIS Al-Khairaat,<br />
karena seluruh dana operasional sekolah<br />
disuplai dari dana BOS Pemerintah.<br />
Namun demikian, Usman Sulaiman<br />
(41), salah satu pengajar MIS Al-Khairat<br />
mengatakan, Kegiatan belajar mengajar<br />
sekolah ini sangat bergantung pada kondisi<br />
alam. Misal Jika hujan atau badai datang,<br />
sekolah dipastikan libur karena semua<br />
bangku dan meja pasti basah, bahkan tak<br />
jarang tergenang.<br />
“Satu ruangan digabung untuk 2<br />
kelas, karena guru hanya 3 orang, maka<br />
mengajarnya pun bergiliran. Selain itu<br />
karena terbatasnya buku ajar, guru hanya<br />
mengajarkan mata pelajaran terbatas yaitu<br />
Matematika, Bahasa Indonesia dan Ilmu<br />
Agama,” kata Usman.<br />
Sementara itu, untuk mata pelajaran lain<br />
71