14.06.2013 Views

Jurnal FWI

Jurnal FWI

Jurnal FWI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Jurnal</strong> Mahasiswa dan Alumni Pascasarjana se‐Indonesia<br />

Volume 1, Nomor 1, Desember 2009<br />

khusus mengkaji ekonomi politik maupun para sarjana hukum ekonomi yang memang<br />

didesain untuk terlibat langsung dalam proses anggaran. Anggaran yang menjadi inti dari<br />

pengelolaan pemerintah telah mengalami banyak masalah terutama berkaitan dengan<br />

proses politik dan penentuan anggaran yang dikhususkan untuk rakyat.<br />

Dalam banyak kasus terutama di negara-negara berkembang, termasuk di<br />

dalamnya adalah Indonesia, anggaran masih dipahami sebagai aturan formal dan sesuatu<br />

yang menguntungkan pihak aktor ataupun institusi kelembagaan negara dan secara<br />

yuridis anggaran sekedar dipahami sebagai aturun baku yang sudah ada. Padahal<br />

anggaran sejak awal hingga saat ini merupakan bagian integral dari sistem politik bangsa,<br />

karena anggaran diletakkan pada pengambilan kebijakan publik oleh negara, artinya<br />

dapat dimaknai sebagai investasi politik warga dengan memiliki hak untuk menentukan<br />

dalam setiap proses politik yang diselenggarakan negara, serta anggaran tersebut sesuai<br />

dengan sesuatu yang dibutuhkan oleh rakyat.<br />

PEMBAHASAN<br />

A. Esensi Anggaran<br />

Dalam memahami persoalan politik dan demokrasi dalam merekonstruksikan<br />

Indonesia adalah tergantung pada jenis elite yang berkuasa. Jika elit yang berkuasa di<br />

negeri ini memahami rakyatnya, memahami perbedaan, dan memahami kondisi<br />

bangsanya maka demokrasi akan menampakkan wujudnya sesuai yang diharapkan.<br />

Seperti pendapat Linz dan Stepen (2000) yang menjelaskan bahwa kejatuhan dan<br />

kebangkitan kembali demokrasi tidak menelaah variabel-variabel konflik kelas atau<br />

kendala ekonomi tetapi dengan mencurahkan perhatian pada perilaku elit atau<br />

kepemimpinan. Peran elit politik menjelmakan peran hakikat negara serta konsep negara<br />

bagi kekuasan negara tersebut.<br />

Dalam memahami beberapa konsep negara, tentu tidak lepas dari teori negara<br />

kontemporer yang sangat terkenal yaitu: Pertama, bentuk negara kesatuan yang terdiri<br />

dari negara kesatuan dengan sistem sentralisasi yaitu pemerintahan pusat<br />

menyelenggarakan seluruh urusan kenegaraan, sementara pemerintah daerah merupakan<br />

pihak yang dimintai untuk melaksanakan perintah pusat. Kedua, Sistem desentralisasi<br />

yaitu daerah diberikan kebebasan dan kewenangan untuk mengurus rumah tangganya<br />

sendiri secara otonomi (Kansil, 2001). Sistem keduanya telah dinikmati oleh negeri ini<br />

pada era orde baru dan era roformasi. Keduanya memaknai negara sebagai alat<br />

98

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!