14.06.2013 Views

Jurnal FWI

Jurnal FWI

Jurnal FWI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Proses Pembentukan Modal Ekonomi Sosial Budaya Pengusaha Batik di Surakarta<br />

Mahendra Wijaya<br />

KERANGKA TEORITIK<br />

Modal sosial sebagai suatu kepercayaan, norma-norma resiprositas dan jaringan<br />

sosial yang memungkinkan terbentuknya koordinasi dan kerja sama untuk berbagi<br />

keuntungan dalam mencapai tujuan kesejahteraan bersama. Sebagaimana halnya<br />

Bourdieu (Bourdieu, 1988) mengemukakan modal terdiri dari modal ekonomi dan modal<br />

sosial. Modal ekonomi terkait dengan kepemilikan barang, benda dan uang yang dapat<br />

digunakan bagi keperluan investasi. Modal sosial terkait dengan keterikatan dalam<br />

hubungan-hubungan sosial, sedangkan modal budaya terkait dengan penguasaan<br />

pengetahuan. Keduanya dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh kedudukan<br />

sosial.<br />

Putnam membagi tipologi modal sosial menjadi pola bonding social capital dan<br />

bridging social capital (Putnam, 2000). Pola bonding social capital, jaringan sosial<br />

yang terbentuk secara eksklusif (inward looking). Sebaliknya pola bridging sosial capital,<br />

jaringan sosial terbentuk secara inklusif (outward looking). Dalam konteks jaringan<br />

sosial ekonomi, Rutten mengungkapkan jaringan hubungan relasional antar aktor-aktor<br />

ekonomi dalam proses industrialisasi di Asia menggunakan pola jaringan sosial ekonomi<br />

mutualisme dan dominasi (Rutten, 2003: 22). Pola jaringan sosial ekonomi mutualisme<br />

mengikuti hubungan balance reciprocity dan pola jaringan sosial ekonomi dominasi<br />

mengikuti hubungan general reciprocity. Pola jaringan sosial ekonomi dapat membentuk<br />

pola bonding social capital atau pola bridging social capital. Pola jaringan sosial<br />

ekonomi yang terbentuk melalui kerja sama antara industri di suatu daerah dengan<br />

daerah lain cenderung membentuk pola bridging social capital. Sebaliknya jaringan<br />

sosial ekonomi dominasi antara industri besar dengan pekerja rumahan di dalam suatu<br />

ruangan daerah tertentu cenderung membentuk pola bonding sosial capital.<br />

Karenanya penelitian ini menggunakan metode naturalistic inquary, yaitu suatu<br />

cara untuk menggambarkan proses pembentukan modal ekonomi sosial budaya. Dalam<br />

naturalistic inquary peneliti sebagai kunci utama dalam mengumpulkan data dan<br />

menafsir data. Informan diperlakukan sebagai subyek dan hubungannya dengan peneliti<br />

bersifat interaktif (Lincoln, 1985). Lokasi penelitian di kampung batik Laweyan dan<br />

Pasar Klewer dengan alasan sebagai berikut: pertama, Kota Surakarta berhubungan<br />

dengan “cultural heritage” warisan budaya batik khas Jawa. Kedua, kampung batik<br />

59

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!