14.06.2013 Views

Jurnal FWI

Jurnal FWI

Jurnal FWI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Proses Pembentukan Modal Ekonomi Sosial Budaya Pengusaha Batik di Surakarta<br />

Mahendra Wijaya<br />

Juragan batik dan saudagar batik membentuk modal ekonomi, sosial dan<br />

budaya seraca turun–temurun. Akumumulasi modal ekonomi, jaringan sosial ekonomi<br />

dan pengetahuan usaha secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya.<br />

Akumulasi modal ekonomi dimanfaatkan untuk mengembangkan pabrikan batik cap dan<br />

manufaktur batik printing. Akumulasi modal sosial dimanfaatkan untuk mengembangkan<br />

jaringan hubungan produksi dan hubungan dagang. Akumulasi pengetahuan dan<br />

ketrampilan usaha digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan dalam setiap<br />

menjalankan kegiatan usaha.<br />

Modal uang tunai yang digunakan untuk biaya operasional produksi dan biaya<br />

operasional pemasaran sebesar 3 kali siklus kerja. Satu siklus kerja selama 1 bulan.<br />

Rumusan modal operasional usaha sebanyak 3 kali berhubungan mekanisme perputaran<br />

modal uang tunai yang dijalankan oleh juragan dan saudagar batik dalam<br />

mengembangkan usahanya. Juragan dan saudagar batik mengembangkan mekanisme<br />

pengeluaran dan pemasukan modal uang tunai sebagai berikut: Pertama, juragan dan<br />

saudagar mengeluarkan sejumlah uang tunai untuk biaya produksi atau perdagangan<br />

selama satu bulan atau satu siklus kerja usaha. Kedua, juragan dan saudagar<br />

mengembangkan strategi penjualan ngalap nyaur kepada sejumlah pelanggan pedagang<br />

baik dari dalam dan luar kota. Para pelanggan pedagang mengambil barang dagangan<br />

bulan ke satu membayar barang dagangan tersebut pada bulan kedua. Ketiga, juragan<br />

batik dan saudagar batik memberi kelonggaran tambahan waktu pembayaran pada bulan<br />

ketiga pada para pelanggan pedagang. Keempat, juragan dan saudagar menyediakan<br />

sejumlah modal uang tunai untuk biaya operasional produksi dan penjualan selama tiga<br />

siklus kerja atau tiga kali.<br />

2. Pengrajin Pembatik dan Bakul Batik<br />

Proses pembentukan modal ekonomi sosial budaya dikalangan pengrajin<br />

pembatik dan bakul batik terkait dengan struktur keluarga inti. Orang tua memberikan<br />

pengetahuan dan ketrampilan membatik/berdagang batik kepada anak-anaknya sejak usia<br />

dini (sekitar 12 tahun). Kemudian orang tua mendorong anak-anaknya yang menginjak<br />

remaja (sekitar 16 tahun) untuk mencari nafkah sendiri. Pengrajin pembatik<br />

membutuhkan modal usaha berupa bahan baku kain, malam dan peralatan membatik<br />

seperti canting, anglo, gawangan, dingklik, tepas, dan lain-lain. Pengrajin pembatik<br />

berusaha menjalin hubungan kerja dengan para mandor penggarap atau carik di sekitar<br />

lingkungan tempat tinggalnya. Jika ada order, maka para mandor penggarap atau carik<br />

akan memberi modal usaha, pekerjaan dan pendapatan kepada pengrajin pembatik.<br />

63

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!