You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Jurnal</strong> Mahasiswa dan Alumni Pascasarjana se‐Indonesia<br />
Volume 1, Nomor 1, Desember 2009<br />
daerah karst mikrokontinent Buton-Tukangbesi, yaitu Hutan Lambusango dan Taman<br />
Nasional Laut Wakatobi.<br />
Hutan Lambusango memiliki luas 65.000 ha. Hutan ini terbagi atas berbagai<br />
status yaitu : Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Hutan Lindung, dan Hutan Produksi.<br />
Posisi Hutan Lambusango terletak pada kawasan strategis, karena terletak di jantung<br />
Pulau Buton. Jarak dari Bau-Bau ke pusat Hutan Lambusango di resort Labundo-bundo<br />
sekitar 63 Km, dapat ditempuh dengan jalan darat sekitar 2 jam. Hutan Lambusango<br />
sering disebut sebagai benteng terakhir kehidupan anoa (Bubalus sp.). Anoa dikenal<br />
sebagai satwa endemik Sulawesi yang sekarang statusnya terancam punah (endangered).<br />
Hingga saat ini anoa di Hutan Lambusango masih ditemukan sekitar 100 individu. Satwa<br />
lainnya yang unik dan umum ditemui di Hutan Lambusango adalah : Julang Sulawesi<br />
(Aceros cassidix), Tangkasi (Tarsius sp.), Andoke (Macaca ochreata brunescens),<br />
Kuskus Beruang (Ailurops ursinus), dan Musang Tenggalung (Viverra tangalunga).<br />
Di Hutan Lambusango terdapat suatu kawasan unik yang disebut, Padang Kuku.<br />
Tempat ini disebut dengan hutan kerdil (cloud forest) atau hutan berkabut pegunungan<br />
tropis (tropical mount cloud forest). Kondisi hutan seperti Padang Kuku, umumnya<br />
ditemukan di wilayah lain pada daerah sub alpin (ketinggian di atas 2000 m dpL).<br />
Padahal, kawasan Padang Kuku di Hutan Lambusango hanya berada pada ketinggian<br />
300-370 m dpL, luasnya sekitar 500 ha. Wisatawan yang berkunjung di daerah ini akan<br />
akan menemukan tipe vegetasi yang lain dengan didominasi oleh pohon kerdil bengkokbengkok,<br />
dan berdaun tebal. Di Padang Kuku, jika cuaca cerah, para wisatawan dapat<br />
melihat keindahan matahari terbenam (sunset) dari puncak bukit.<br />
Berdasarkan hasil citra satelit (Gambar 4), diketahui bahwa luas terumbu karang<br />
di kepulauan Wakatobi adalah 8.816,169 hektar. Di kompleks P. Wangi-wangi dan<br />
sekitarnya (P. Kapota, P. Suma, P. Kamponaone) lebar terumbu mencapai 120 meter<br />
(jarak terpendek) dan 2,8 kilometer (jarak terjauh). Untuk P. Kaledupa dan P. Hoga, lebar<br />
terpendek terumbu adalah 60 meter dan terjauh 5,2 kilometer. Pada P. Tomia, rataan<br />
terumbunya mencapai 1,2 kilometer untuk jarak terjauh dan 130 meter untuk jarak<br />
terdekat. Kompleks atol Kaledupa mempunyai lebar terumbu 4,5 kilometer pada daerah<br />
tersempit dan 14,6 kilometer pada daerah terlebar. Panjang atol Kaledupa sekitar 48<br />
kilometer. Atol Kaledupa merupakan atol terbesar yang ada di kawasan Wakatobi.<br />
Struktur geologi daerah karst mikrokontinen Buton-Tukang besi yang cukup<br />
kompleks tersebut di atas menghadirkan keadaan bentang alam yang sangat indah, baik di<br />
30