14.06.2013 Views

Jurnal FWI

Jurnal FWI

Jurnal FWI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Konsumerisme Sebagai Simbol Modernitas<br />

Asliah Zainal<br />

Ada tiga hal yang menjadikan manusia menjadi tumpul daya kritisnya menghadapi<br />

rayuan visual eksotis benda-benda komoditas; (a) Banjir eksotisme iklan dalam industri<br />

kapitalis membuat apa saja menjadi benda dan mimpi serta menyadari secara kritis dalam<br />

reifikasi, (b) Kesadaran manusia dibuat terbuai oleh fethisisme atau pemberhalaan yang<br />

melumpuhkan rasioalitas. Orang lalu menjadi tidak merasaa percaya diri, tidak<br />

beridentitas karena tidak memiliki merk-merk tertentu, (c) Berlakunya kesadaran semu<br />

yang membentuk dan memberhalakan sublimasi yang seolah-olah menjadikan manusia<br />

kuat sebagaimana dimodelkan oleh iklan. Iklan telah menciptakan kesadaran semu<br />

manusia (Sutrisno, t.t: 152).<br />

Ketiga hal tersebutlah yang mengalahkan kesaran kritis manusia modern dengan<br />

eksotisme mimpi yang ditawarkan iklan menjadi mimpi-mimpi semu dan akhirnya<br />

melahirkan kesadaran semu. Oleh sebab itu, budaya massa sebagaimana halnya<br />

konsumerisme dianggap sebagai dunia impian kolektif. Mimpi dan kesadaran semu telah<br />

melahirkan manusia-manusia yang teralienasi dari dunia dan kehidupannnya.<br />

Dampak modernitas dalam masyarakat berimplikasi pada kehidupan sosial<br />

budaya. Ide-ide globalisasi dan modernisasi membawa masyarakat dari identitas<br />

pertanian kepada masyarakat industri, dari masyarakat tradisional dengan ciri mistis dan<br />

spritualitas menuju masyarakat modern yang rasional-materialistis. Belum lagi perubahan<br />

yang sangat cepat dari kebudayaan oral menunju pada kebudayaan membaca-menulis<br />

(literacy) menjadikan individu-individu mengalami kekagetan budaya (cultural shock).<br />

Individu-individu yang mengalami shok budaya ini merasakan ada gap antara<br />

kebudayaan sebelumnya yang selama ini melingkupinya menuju pada kebudayaan baru<br />

yang sama sekali tidak dikenalnya. Akibat yang bisa dipastikan adalah manusia-manusia<br />

modern menjadi teralienasi dari kebudayaan dan masyarakatnya sendiri. Istilah yang<br />

diperkenalkan Durkheim adalah anomi, sebuah keadaan dimana nilai, norma, dan aturan<br />

yang selama ini dijadikan pegangan menjadi terburai dan tercerai berai.<br />

Bentuk-bentuk alienasi masyarakat modern demikian sangat jamak ditemukan<br />

dalam msaarakat modern atau disebut pula dengan masyarakat transisional. Disebut<br />

sebagai masyarakat transisional sebab ia mengikuti cara hidup modernitas, akan tetapi<br />

belum sepenuhnya meninggalkan nilai-nilai kebudayaan lama yang selama ini dianutnya.<br />

Sifat ambiguitas inilah yang banyak melanda manusia-manusia modern yang teralienasi<br />

dari masyarakat dan kebudayaannya sendiri.<br />

23

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!