14.06.2013 Views

Jurnal FWI

Jurnal FWI

Jurnal FWI

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Jurnal</strong> Mahasiswa dan Alumni Pascasarjana se‐Indonesia<br />

Volume 1, Nomor 1, Desember 2009<br />

Laweyan dan Pasar Klewer merupakan sub culture area produksi dan perdagangan<br />

batik.<br />

Jenis data terdiri dua, yakni data primer dan sekunder. Data sekunder meliputi<br />

sejarah, dokumen, artefak, catatan-catatan, peta, monografi, memo dan lain-lain. Data<br />

tersebut akan diperoleh dari pengusaha batik dan istansi terkait. Sedangkan data primer<br />

meliputi kata-kata, aktivitas sehari-hari, teks naratif, simbol simbol, dan lain-lain. Data<br />

primer diperoleh langsung dari juragan, saudagar, pengrajin, pembatik, konsumen batik<br />

dan tokoh perbatikan yang terkait.<br />

SEJARAH INDUSTRI BATIK<br />

1. Sejarah Industri Kerajinan Batik Tulis Surakarta<br />

Asal usul batik tulis Jawa kuno, baik dari segi corak maupun sisi komersialnya<br />

tidak dapat dipisahkan dari sejarah Kerajaan Mataraman. Desa Laweyan merupakan desa<br />

kuno yang sudah ada sebelum berdirinya kerajaan Pajang. Penduduk desa Laweyan<br />

hanyalah masyarakat kecil atau biasa disebut wong lumrah, tidak banyak meninggalkan<br />

situs sejarah yang berarti. Desa Laweyan 15 baru dianggap berarti setelah dikaitkan<br />

dengan keberadaan situs sejarah Ki Ageng Anis seorang pejabat negara kadipaten<br />

Pajang yang bertempat tinggal di Laweyan pada tahun 1546 Masehi (Priyatmono, 2000).<br />

Kampung batik Laweyan di Surakarta berkembang sebagai kampung santri yang taat<br />

menjalankan ibadah Agama Islam. Arti dan makna kerja sebagai ibadah dan sillahturohmi<br />

mendatangkan barokah telah mengakar ke dalam kehidupan sosial ekonomi para santri.<br />

Keberadaan batik tidak hanya sebagai simbol seni budaya Jawa namun juga sebagai<br />

simbol kesejahteraan santri dan kemakmuran masjid. Hal itu mendukung terpeliharanya<br />

hubungan saling percaya, norma-norma resiprositas dan kerja sama dalam hubunganhubungan<br />

produksi dan dagang<br />

Keberadaan batik tulis corak Surakarta muncul sejak Pakoe Boewono II<br />

memberikan wasiat kepada Pakoe Boewono III untuk membuat busana sendiri dengan<br />

corak Surakarta Raja Pakoe Boewono menciptakan dan memberi maka pola batik terkait<br />

dengan tradisi budaya Jawa. Tradisi budaya Jawa tidak lepas dari tata cara dan upacara.<br />

Tata cara dapat diartikan sebagai proses jalannya upacara, artinya ubarampe yang<br />

dipergunakan sebagai sarana upacara. Batik sebagai umbarampe upacara tradisi Jawa<br />

mengandung makna simbolis yang berisi tentang suatu doa kepada Tuhan.<br />

60

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!