You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Jurnal</strong> Mahasiswa dan Alumni Pascasarjana se‐Indonesia<br />
Volume 1, Nomor 1, Desember 2009<br />
untuk menumbuhkan pemahaman dan perkembangan masyarakat terhadap kebudayaan<br />
dan pariwisata, meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan menumbuhkan sikap<br />
kritis terhadap fakta sejarah dan serta memperkokoh ketahanan bangsa (Anonim, 2008).<br />
Hal lain yang tidak kalah penting untuk disadari bahwa pembangunan bidang kebudayaan<br />
dan pariwisata memiliki peran penting dalam memperbaiki struktur kehidupan bangsa,<br />
apalagi dengan adanya persoalan kompleks dan bersifat multidimensional yang saat ini<br />
masih berlanjut setelah terjadinya krisis berkepanjangan, serta meningkatnya ancaman<br />
keamanan secara global.<br />
STRUKTUR GEOLOGI DAERAH KARST MIKROKONTINEN BUTON-<br />
TUKANGBESI<br />
Keadaan geologi daerah karst Mikrokontinent Buton-Tukangbesi telah<br />
berlangsung sejak jutaan tahun yang lalu hingga saat ini, namun secara umum telah mulai<br />
dijelaskan dan ditekuni oleh van Bemmelen (1949), Hamilton (1979), Katili (1978),<br />
Fortuin, et al. (1990), Smith dan Silver (1991), Davidson (1991), Koswara dan Sukarna<br />
(1994), Sikumbang, et al. (1995), Ali, et al. (1996), Eldburg dan Foden (1999a), Milsom,<br />
et al. (1999, 2000), Eldburg, et al., (2002), Tobing (2005), Satyana, et al., (2008) dan<br />
Tanjung, et al., (2008).<br />
Daerah karst mikrokontinen Buton-Tukangbesi mempunyai struktur geologi yang<br />
sangat kompleks. Menurut van Bemelen (1949), mikrokontinen Buton-Tukangbesi adalah<br />
salah satu pulau yang berasal dari Lengan Tenggara Sulawesi. Pecahan-pecahan Lengan<br />
Tenggara Sulawesi terdiri atas beberapa pulau yang disebut gugusan kepulauan Buton.<br />
Pulau Buton (atau Butung), Muna, Kabaena, dan Wawonii adalah pulau-pulau besar dari<br />
gugusan kepulauan ini serta Kepulauan Tukangbesi adalah gugusan pulau-pulau kecil.<br />
Pulau-pulau ini terpisah dari Lengan Tenggara Sulawesi dengan selat-selat yang cukup<br />
sempit. Kepulauan ini merupakan antiklin naik sehingga membentuk cekungan berarah<br />
baratlaut (NW). lipatan-lipatan setempat mengandung deretan coral memanjang yang<br />
berumur neogene hingga pleistocene, sebagai contoh di pulau Buton bagian selatan<br />
terdapat 14 terraces (petak-petak) pada ketinggian 703 m diatas mean sea level (gunung<br />
Kontu).<br />
Blok-blok kerak dibawah permukaan dari kepulauan Buton ini umumnya<br />
menyebar secara radial ke segala arah terutama berarah timur, tenggara, selatan dan barat<br />
daya. Bawah permukaan pulau Wawonii berarah timur hingga terhubung dengan lantai<br />
cekungan Banda bagian utara. Kedalaman batimetri mencapai 5100 m hingga 6500 m.<br />
28