You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
ibet rumah murah<br />
karena harga tanah sudah setidaknya Rp 5 juta<br />
per meter persegi di kawasan itu. “Konsumen<br />
bakal menilainya kemahalan,” katanya.<br />
Di pinggiran Jakarta memang sudah sangat<br />
sulit mencari rumah sederhana dengan harga<br />
yang ditetapkan Kementerian Perumahan<br />
Rakyat, yakni maksimal Rp 120 juta. Bahkan,<br />
pengembang yang dulu sempat membuat rumah<br />
sangat sederhana, yang dulu berukuran 21<br />
meter persegi, kini tak lagi memasarkannya.<br />
Pengembang yang dulu<br />
sempat membuat rumah<br />
sangat sederhana, yang<br />
dulu berukuran 21 meter<br />
persegi, kini tak lagi<br />
memasarkannya.<br />
Citra Indah di Jonggol misalnya. Sampai 2012,<br />
mereka masih menjual rumah bertipe 21 atau<br />
30. Harganya di bawah Rp 120 juta. Tapi, setelah<br />
harga tanah dan ongkos pembangunan rumah<br />
per meter persegi di kawasan Jonggol naik,<br />
maka Citra Indah tidak lagi menjual rumah di<br />
bawah banderol Rp 120 juta per unit.<br />
Di kawasan itu, harga tanah setidaknya Rp 1,5<br />
juta per meter persegi. Beberapa pengembang<br />
kecil di sekitar Citra Indah sudah memasang<br />
harga Rp 130 juta untuk rumah berukuran 36<br />
meter persegi dengan lahan 72 meter persegi<br />
(tipe 36/72).<br />
Citra Indah, yang menyediakan fasilitas lebih<br />
lengkap dari pengembang kecil dan penataan<br />
lingkungan yang hampir tidak berbeda dengan<br />
permukiman menengah ke atas, tentu kemudian<br />
memasang harga lebih tinggi. “Sekarang, di<br />
Citra Indah, untuk tipe 36/72 dijual mulai harga<br />
Rp 149 juta per unit,’’ ujar staf marketing Citra<br />
Indah, Stevano.<br />
Lonjakan harga tanah dan ongkos pembangunan<br />
rumah merupakan alasan utama<br />
pengembang tidak lagi membangun rumah<br />
murah. Sedangkan faktor lainnya yang kerap<br />
menyulitkan pengembang adalah lonjakan<br />
harga material bangunan akibat inflasi maupun<br />
kebijakan lainnya, seperti harga bahan bakar.<br />
Pemerintah memang telah tiga kali menaikkan<br />
banderol harga kisaran minimal rumah mu-<br />
Majalah detik 30 juni - 6 juli 2014