Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
nasional<br />
Deklarasi tolak penutupan<br />
lokalisasi Dolly.<br />
rois jajeli/detikcom<br />
Lokalisasi Dolly dan Jarak di Kelurahan<br />
Putat Jaya, Kecamatan Sawahan,<br />
Surabaya, kini tak lagi seramai harihari<br />
sebelumnya. Setelah lokalisasi itu<br />
resmi ditutup oleh Pemerintah Kota Surabaya,<br />
ribuan pekerja seks, muncikari, dan tamu kawasan<br />
hiburan tersebut seperti tiarap untuk<br />
sementara waktu.<br />
Deklarasi penutupan Dolly dan Jarak digelar<br />
di Islamic Center, Jalan Raya Dukuh Kupang,<br />
Surabaya, Rabu malam, 18 Juni lalu. Acara itu<br />
dihadiri Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Menteri<br />
Sosial Salim Segaf al-Jufri, dan tuan rumah<br />
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.<br />
Setelah penutupan tersebut, setidaknya 1.449<br />
pekerja seks dan 311 muncikari di dua lokalisasi<br />
itu terancam kehilangan mata pencarian. Tak<br />
ayal, penutupan itu menuai kontroversi, baik di<br />
kalangan wanita penghibur, germo, pengelola<br />
wisma, maupun warga.<br />
Banyak di antara mereka yang menolak<br />
mengambil uang kompensasi Rp 5.050.000<br />
per orang bagi pekerja seks dan Rp 5.000.000<br />
untuk tiap muncikari, yang disiapkan Pemerintah<br />
Kota Surabaya dan Kementerian Sosial<br />
dalam bentuk tabungan di Bank Jatim. Isu yang<br />
berkembang, mereka dihalang-halangi kelompok<br />
yang menolak penutupan.<br />
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota<br />
Surabaya Irvan Widyanto membenarkan kabar<br />
adanya ancaman kepada para penerima dana<br />
kompensasi di Dolly dan Jarak jika mengambil<br />
dana itu. Namun, ia menegaskan, pihaknya<br />
Majalah detik 30 juni - 6 juli 2014