6o6bLy

Kolom
Dalam kondisi seperti ini, komunikasi data sebagai basis penghubung
antara ruang komando pengendali drone dan drone akan menghadapi masalah,
yakni rawan penyadapan oleh negara lain. Namun, ini juga tergantung
karakter komunikasi tersebut, sebab bisa saja komunikasi data itu diproteksi.,
melalui enskripsi. Memang, biaya untuk pengoperasian dengan satelit seperti
itu tidak murah,
Yang pasti, persoalan ini bukan berarti harga mati. Justru di sinilah tantangannya.
Banyak hal yang telah dilakukan para ilmuwan di Tanah Air untuk
menyiasati kendala itu. Pesawat tanpa awak milik TNI AU, Wulung, misalnya,
telah dirancang untuk return to base secara otomatis bila komunikasi dengan
ruang komando terputus.
Cara lain adalah memanfaatkan atau memberdayakan aset perangkat lain
yang tak jauh berbeda dengan base transceiver station (BTS) milik operator
seluler. Namun BTS yang digunakan adalah BTS khusus dan hanya untuk
pengendalian pesawat nir-awak tersebut. Bisa juga dengan repeater.
Dengan serangkaian keunggulan dan kekurangan pada drone yang ada di
Tanah Air, benang merah yang ada adalah bahwa pemanfaatan perangkat
tersebut sangat dibutuhkan melihat fakta empiris yang ada. Dengan 17.200
pulau yang tersebar di Tanah Air memerlukan pengawasan 24 jam penuh.
Disinilah efektivitas dan efisiensi pengawasan serta penjagaan setiap jengkal
kedaulatan wilayah Tanah Air Insya Allah bisa terjawab.
Majalah Majalah detik 30 detik juni 30 - 6 juni juli - 2014 6 juli 2014