Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
KONTROVERSI<br />
KAMPANYE DHANI<br />
Jenderal Pervez Musharraf<br />
reuters<br />
seragam itu bahkan dilengkapi topi dengan<br />
lencana elang khas Nazi.<br />
●●●<br />
Rotterdam pada 10 Mei<br />
1940 dibombardir oleh<br />
pasukan Nazi. Salah satu<br />
bom jatuh tepat di sebelah<br />
kamar Soemitro Djojohadikoesoemo.<br />
Serpihan bom dan material<br />
bangunan menerjang<br />
kamarnya. Ayah Prabowo<br />
tersebut, dalam buku Jejak<br />
Perlawanan Begawan Pejuang,<br />
bercerita hari itu nyawanya<br />
nyaris melayang.<br />
Soemitro, yang tengah mengambil kuliah<br />
ekonomi di Negeri Tulip, membenci Nazi, yang<br />
menjajah Belanda. Dari Desa Wijhe di Provinsi<br />
Overijssel, dia bergabung dengan gerakan bawah<br />
tanah melawan Nazi.<br />
Soemitro membagi-bagikan kupon makanan<br />
kepada pejuang Belanda yang bersembunyi,<br />
yang kesulitan mendapatkan makanan.<br />
Aktivitas ini membuat Soemitro kurang tidur<br />
dan makan tidak teratur, sehingga ia keletihan<br />
dan berat badannya merosot jauh.<br />
Ironisnya, lebih dari 70 tahun setelah itu, putranya<br />
malah terseret ke pusaran polemik soal Nazi<br />
dan fasisme gara-gara klip video Indonesia Bangkit.<br />
Tulisan majalah Time soal karya Ahmad Dhani<br />
itu juga mengutip obrolan soal fasisme antara<br />
Prabowo dan Allan Nairn, jurnalis investigasi asal<br />
Amerika Serikat.<br />
Wartawan kawakan peraih penghargaan<br />
Robert F. Kennedy Memorial First Prize untuk<br />
liputan di Timor Timur ini mengklaim pada<br />
2001 menemui Prabowo di kawasan Mega<br />
Kuningan, Jakarta Selatan. Berniat melakukan<br />
wawancara soal militer, pembicaraan itu malah<br />
mengarah pada Jenderal Pervez Musharraf dari<br />
Pakistan.<br />
Musharraf menangkap perdana menteri<br />
yang sipil, lalu mengambil alih kendali negara.<br />
Menurut Nairn, kala itu Prabowo menyatakan<br />
kekagumannya terhadap Musharraf.<br />
“Apa saya cukup punya nyali, apa saya siap<br />
jika disebut diktator fasis?” kata Nairn meniru-<br />
Majalah detik 30 juni - 6 juli 2014