You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
KONTROVERSI KAMPANYE DHANIGedung Pengurus Besar Nahdlatul<br />
Ulama, Jalan Kramat Raya, Jakarta<br />
Pusat, ramai. Syukuran hari lahir Nahdlatul<br />
Ulama ke-91 tengah digelar di<br />
lantai tiga gedung itu. Ahmad Dhani tampak<br />
bungah menghadiri acara tersebut.<br />
Rupanya pada Jumat, 16 Mei 2014, itu, kehadiran<br />
Dhani bukan cuma untuk ikut syukuran<br />
Muhaimin Iskandar dan<br />
Rhoma Irama.<br />
Hasan Alhabshy/detikcom<br />
milad NU. Dalam rangkaian acara itu, Ketua<br />
PBNU Said Aqil Siroj juga melansir pengangkatan<br />
Dhani sebagai salah satu Ketua Pimpinan<br />
Pusat Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia<br />
(Lesbumi) NU.<br />
Lesbumi adalah organisasi sayap PBNU yang<br />
bergerak di bidang seni dan kebudayaan. Lembaga<br />
ini didirikan pada 1962 oleh tiga tokoh<br />
perfilman yang “berdarah” NU, yakni Asrul<br />
Sani, Djamaluddin Malik, dan Usmar Ismail.<br />
Dalam pidato pelantikan Dhani, Said berharap<br />
musikus kondang itu bisa mengembalikan<br />
kejayaan NU di bidang seni. “Mas Dhani seniman<br />
hebat,” ujar Said sembari menyebut Dhani<br />
dengan gelar “ustad”.<br />
Seperti dikutip situs nu.or.id, Dhani berjanji<br />
melaksanakan amanah itu sebaik-baiknya. Ia<br />
juga gembira bisa secara resmi menjadi bagian<br />
dari keluarga besar NU. Dhani bercerita, kakeknya<br />
adalah anak buah pemimpin gerakan DI/<br />
TII Kartosuwiryo. Aliran Islam garis keras. Sekarang,<br />
di NU, ia menemukan Islam yang santun.<br />
“Alhamdulillah, di sini tempat yang tepat,”<br />
ujar Dhani lalu mencium bendera PBNU.<br />
Dhani bukan wajah baru di kalangan nahdliyin.<br />
Ia mulai dekat dengan NU saat dibela<br />
mantan Ketua PBNU Abdurrahman Wahid<br />
atau Gus Dur dalam konfliknya dengan Front<br />
Majalah detik 30 juni - 6 juli 2014