You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
wisata<br />
tang. Dusun itu pun berubah dari desa terpencil<br />
menjadi seperti kota kecil penuh pemburu<br />
emas.<br />
Namun pemburu emas yang datang kemudian<br />
tak seramah para tamu-tamu pertama itu.<br />
Tentara Jepang, yang mulai menjajah Taiwan<br />
pada 1895, juga ikut mengeruk emas dari perut<br />
bumi di bawah Jiufen.<br />
Mereka menggali hingga ada sembilan terowongan<br />
utama dengan total panjang hingga<br />
600 meter. Terowongan terdalam di gunung<br />
itu ada di titik 132 meter di bawah permukaan<br />
laut.<br />
Keberadaan tentara Jepang ini<br />
membuat Jiufen, yang jadi pusat<br />
penambangan, berubah. Rumah-rumah tradisional<br />
Jepang bermunculan yang hingga kini<br />
masih dengan bentuk aslinya dan disewakan<br />
jadi penginapan.<br />
Pada Perang Dunia II, tentara Nippon membawa<br />
pendatang lainnya: tentara pasukan Sekutu<br />
yang menjadi tawanan perang, terutama tentara<br />
Inggris yang ditangkap di Singapura.<br />
Para tawanan ini dibuatkan kamp tahanan<br />
Kinkaseki, yang berada di daerah Jinguashi.<br />
Sekitar 15 menit perjalanan dari Jiufen.<br />
Seiring dengan berakhirnya perang, penambangan<br />
emas pun menyurut. Setelah tambang<br />
ditutup pada 1971, Jiufen pun seolah kembali ke<br />
Dinasti Qing, terpencil dan sepi.<br />
Majalah detik 30 juni - 6 juli 2014