You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
KONTROVERSI<br />
KAMPANYE DHANI<br />
Penyanyi rap asal Yogyakarta,<br />
Kill The DJ, tampil dalam<br />
deklarasi Revolusi Harmoni<br />
untuk Revolusi Mental di Parkir<br />
Timur Senayan, Jakarta.<br />
Teresia May/ANTARA FOTO<br />
Juki tak suka Orde Baru kembali berkuasa. Ia<br />
sudah lama malang melintang sebagai aktivis<br />
seni. Orde Baru membungkam kebebasan seni<br />
dan demokrasi.<br />
“Calon satunya ingin mengembalikan negara<br />
ke zaman dulu. Ini membahayakan demokrasi.<br />
Aku percaya Jokowi lebih bagus ketimbang<br />
yang satunya,” ujarnya.<br />
Maka tidak aneh bila, dalam liriknya, Juki jelas<br />
berpihak pada Jokowi. Lagu diawali dengan<br />
kalimat Apa yang dibutuhkan Indonesia//Jujur,<br />
Sederhana, dan Bekerja//Ayo kawan dukung<br />
Jokowi-Kalla//Bersatu padu coblos nomor dua.<br />
Namun ia juga menyelipkan peringatan kepada<br />
capresnya: Setelah pilihan dan kemenangan//<br />
Kami akan mundur menarik dukungan//Membentuk<br />
barisan parlemen jalanan//Mengawasi<br />
amanah kekuasaan.<br />
Rabu, 4 Juni 2014, Juki mengunggah lagu<br />
dukungan melalui SoundCloud di blognya,<br />
www.killtheblog.com. Dua hari setelahnya, ia<br />
mengunggah sendiri video lagu dukungan melalui<br />
situs YouTube. Juki mempersilakan seluruh<br />
pendukung Jokowi-JK memperbanyak dan<br />
mengkreasi ulang karyanya. Juki menyatakan<br />
membuat lagu dukungan itu tanpa bayaran.<br />
“Dibayar matamu,” jawab Juki ketika ditanya<br />
pembawa acara dalam diskusi “Jogja Istimewa<br />
untuk Jokowi-JK” di Alun-alun Utara Yogyakarta<br />
pada 24 Juni lalu.<br />
Juki bukan satu-satunya musikus sekaligus<br />
seniman yang memberikan dukungan kepada<br />
Jokowi melalui karyanya. Selasa, 10 Juni 2014,<br />
sekumpulan artis Ibu Kota yang menamai dirinya<br />
Revolusi Harmoni turut mendukung Jokowi<br />
dengan cara yang sama. Mereka menciptakan<br />
Majalah detik 30 juni - 6 juli 2014