21.11.2014 Views

6o6bLy

6o6bLy

6o6bLy

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

KONTROVERSI<br />

KAMPANYE DHANI<br />

Ini parah karena terjadi<br />

dalam event nasional,<br />

pilpres. Yang tercoreng<br />

adalah muka bangsa.<br />

Bens Leo<br />

antara foto<br />

Relawan Prabowo tak mau ketinggalan menyuguhkan<br />

kampanye kreatif. Mereka menciptakan<br />

sendiri lagu dan video untuk diunggah<br />

melalui YouTube. Relawan Prabowo-Hatta,<br />

Gabriel Hartanto, membuat lagu rock dengan<br />

judul Bersama Prabowo-Hatta, Indonesia Satu!.<br />

Bahkan beberapa relawan merekam konser<br />

Rhoma Irama ketika di atas panggung menyanyikan<br />

lagu Satu Prabowo-Hatta dalam kampanye.<br />

Lagu ini merupakan gubahan lagu Rhoma<br />

Irama berjudul Kita Adalah Satu.<br />

Adapun Prabowo aktif memuat kampanye<br />

kreatif melalui akun Facebook-nya.<br />

Akun ini juga mengunggah<br />

video tarian Prabowo-Hatta<br />

pada 19 Juni 2014.<br />

Video ini berisi tarian berirama<br />

tepukan tangan, entakan kaki,<br />

dan lagu kampanye Garuda di<br />

Dadaku.<br />

Jelasnya, kampanye kreatif meramaikan<br />

situs YouTube di Nusantara. Namun ramainya<br />

tarung kreativitas ini terenyak ketika Ahmad<br />

Dhani membuat klip video untuk lagu berjudul<br />

Prabowo-Hatta, We Will Rock You. Dhani mengenakan<br />

kostum menyerupai petinggi Nazi,<br />

Heinrich Himmler. Musiknya juga mengambil<br />

lagu We Will Rock You tanpa seizin pemiliknya,<br />

Queen.<br />

Pengamat musik Bens Leo menganggap<br />

langkah Dhani sebagai plagiat. Pasalnya, video<br />

itu sudah tersebar di YouTube. Parahnya, Dhani<br />

menggubah lagu tidak sesuai dengan isinya.<br />

“Ini parah karena terjadi dalam event nasional,<br />

pilpres. Yang tercoreng adalah muka bangsa,”<br />

ujarnya.<br />

“Apa pun alasannya, penggunaan lagu-lagu<br />

untuk performing art, baik untuk kepentingan<br />

kampanye politik maupun pertunjukan biasa, harus<br />

mendapatkan izin dari pemilik lagu yang bersangkutan,”<br />

ujar pengamat musik Denny Sakrie.<br />

Komisioner Komisi Pemilihan Umum, Hadar<br />

Nafis Gumay, mengaku kesulitan mengontrol<br />

kampanye berlebihan. Kampanye melalui dunia<br />

maya terlalu luas untuk diawasi. Namun ia<br />

mempersilakan penegak hukum atau Kementerian<br />

Komunikasi dan Informasi mengambil<br />

tindakan jika memang ada tim sukses yang<br />

kelewat batas. ■<br />

Arif Arianto, Pasti Liberti Mappapa | Aryo Bhawono<br />

Majalah detik 30 juni - 6 juli 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!