Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
108<br />
Sumber: Biological Science, 1986<br />
Gambar 6.8<br />
Contoh spesies dari kelas<br />
Anthozoa, yaitu anemon laut,<br />
Stephanauge.<br />
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas X<br />
c. Kelas Anthozoa<br />
Anemon laut dan koral merupakan anggota dari kelas Anthozoa. Mereka<br />
hidup hanya dalam bentuk polip. Bentuk polip dari anemon laut, lebih<br />
kompleks daripada struktur Hydra. Gastrovaskuler anemon laut dibagi menjadi<br />
bagian-bagian kecil. Anemon laut memakan binatang-binatang kecil,<br />
termasuk ikan-ikan kecil.<br />
Bentuk polip dari koral menyekresikan kalsium karbonat di sekitar<br />
tubuhnya. Kebanyakan koral berukuran kecil, berkoloni, dan bersatu<br />
membentuk massa yang besar. Generasi polip baru tumbuh di atas generasi<br />
lama. Koral bervariasi dalam hal warna dan bentuk.<br />
Beberapa jenis koral, melakukan simbiosis mutualisme dengan<br />
Dinoflagellata. Koral dengan polipnya melindungi dinoflagella, sedangkan<br />
dinoflagella menyediakan oksigen dan mendaur ulang sisa metabolisme<br />
koral. Koral terkadang dapat hidup berkelompok dalam jumlah yang banyak<br />
dan membentuk susunan yang disebut coral reef. Contohnya adalah The Great<br />
Barrier Reef di Australia yang panjangnya hampir 2.000 km. Contoh spesies<br />
Anthozoa, yakni Stephanauge sp. (Gambar 6.8), Tubifora musica, dan Acropora.<br />
3. Filum Platyhelminthes<br />
Anggota filum Platyhelminthes tidak memilki rongga tubuh dan terdiri<br />
atas tiga lapisan tubuh (triploblastik). Oksigen berdifusi secara langsung<br />
melalui kulit. Demikian juga karbon dioksida, berdifusi dari tubuh langsung<br />
ke lingkungannya.<br />
Cacing pipih adalah hewan primitif yang sudah dapat dibedakan bagian<br />
kepalanya. Tubuhnya simetri bilateral. Hewan ini memiliki sensor yang<br />
berada di bagian ujung anterior dan dapat merespons perubahan lingkungan<br />
dengan cepat. Dengan sensor cahaya dan kimiawi, hewan ini dapat bergerak<br />
menuju sumber makanan berada.<br />
Sel-sel saraf Platyhelminthes terkonsentrasi di organ sensor yang terletak<br />
di bagian tepi tubuhnya. Sel-sel saraf menerima informasi dari organ sensornya<br />
dan mengirim informasi tersebut ke bagian lain dari tubuh. Sistem saraf<br />
Platyhelminthes membentuk sistem saraf tipe tangga tali dan memiliki ganglion<br />
otak yang terletak di anterior. Filum Platyhelminthes dapat dikelompokkan<br />
dalam beberapa kelas, antara lain Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda.<br />
Filum Platyhelminthes bereproduksi secara aseksual dan seksual.<br />
Anggotanya termasuk hermafrodit. Reproduksi aseksual terjadi secara<br />
fragmentasi dan secara seksual terjadi dengan penyatuan sperma dan ovum.<br />
a. Kelas Turbellaria<br />
Turbellaria umumnya hidup bebas di air asin dan air tawar. Salah satu<br />
contohnya, yaitu planaria (Dugesia sp.) yang hidup di aliran sungai dan dasar<br />
danau. Planaria biasanya memiliki panjang 1–2 cm. Planaria seperti kebanyakan<br />
Turbellaria lainnya, hidup bebas dan bukan parasit (Gambar 6.9).<br />
Planaria memakan protista dan hewan-hewan kecil lainnya.<br />
Planaria memakan mangsanya menggunakan faring. Faring memecah<br />
makanan dan mendorongnya masuk ke lambung. Umumnya planaria<br />
melakukan reproduksi seksual, meskipun memiliki dua jenis alat kelamin<br />
(hermafrodit).<br />
Planaria tidak melakukan pembuahan sendiri sehingga tetap<br />
membutuhkan planaria lainnya. Kadangkala, planaria bereproduksi secara<br />
aseksual. Planaria dapat membelah menjadi dua. Setiap belahan akan tumbuh<br />
menjadi cacing dewasa. Setiap planaria tersebut memiliki kemampuan untuk<br />
beregenerasi. Adapun reproduksi seksualnya terjadi fertilisasi secara silang<br />
antara planaria satu dan planaria yang lain.