02.07.2013 Views

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Selanjutnya ajaran-ajaran tersebut tertuang melalui aspek<br />

seni, yang terkandung dalam pewayangan. Aspek-aspek seni itu<br />

adalah seni rupa, seni suara, seni drama, seni gerak, seni sastra.<br />

Seni rupa berupa bentuk dan warna wayang, ukiran, seni<br />

suara berupa tembang, suluk dan gending, seni drama berupa likuliku<br />

cerita/lakon, seni gerak berupa tari dan laku wayang, seni sastra<br />

berupa dialog, narasi, lakon gending, suluk dan lain-lain.<br />

Namun demikian pembicaraan pada bab ini hanya akan<br />

dikhususkan mengambil dari aspek sastra saja. Sebab dengan sastra<br />

ini aspek yang lainnya akan ikut terbawa aktif sebagai jalan tercapainya<br />

system pendidikan yang menjadi harapan masyarakat.<br />

Aspek seni sastra yang realisasinya termasuk satu cabang<br />

seni pertunjukkan wayang di mana sebagai pelaku utamanya adalah<br />

dalang. Maka aspek ini dinyatakan sebagai Sastra <strong>Pedalangan</strong> (istilah<br />

satu mata ajaran pada jurusan <strong>Pedalangan</strong> Jawatimuran di SMK<br />

Negeri 9 Surabaya).<br />

Kata sastra yang dalam bahasa Jawa kuna tertulis Çastra<br />

berarti buku pelajaran, ilmu, pengetahuan, naskah, buku suci (Suwoyo<br />

Woyowasito, Kamus Kawi Jawa Kuno-Indonesia). Dengan demikian<br />

sastra artinya adalah tulisan (Bau Sastra Purwadarminta) juga<br />

berarti piwulang/wewarah (pelajaran).<br />

Namun sastra menurut pangawikan Jawa ialah pengetahuan,<br />

bukan saja yang diperoleh dari apa yang tersurat, melainkan juga<br />

yang tersirat. (R.M. Yunani Prawiranegara, Pemahaman Nilai Filosofi,<br />

Etika Dan Estetika Dalam Wayang, makalah Konggres Pewayangan<br />

2005 di Yogya, halaman XII – 16). Jadi segala buku atau segala<br />

yang tersurat dan tersirat dalam cerita baik lama maupun baru,<br />

yang dengan melalui tembang oleh dalang (suluk), dialog wayang<br />

yang diakukan oleh dalang (antawacana) bisa dibicarakan bersamasama<br />

dalam aspek seni sastra atau Sastra <strong>Pedalangan</strong>.<br />

Dengan demikian BAB III dalam buku ini berisi pembicaraan<br />

tentang sastra yang berupa suluk beserta isi dan analisa, sastra<br />

yang berupa cerita dan analisa, sastra gending, sastra yang berupa<br />

antawacana dengan pemilihan kata-kata, buku-buku sumber cerita.<br />

Dan yang sama pentingnya adalah pandangan filosofis dan gambaran<br />

simbolis bagi ajaran pangawikan Jawa.<br />

3.2 Suluk Wayang<br />

Sebelum uraian sastra suluk ini berlanjut, terlebih dahulu<br />

akan dijelaskan tentang apa itu suluk. Seperti telah diketahui bersama<br />

bahwa suluk ini adalah tembang yang dilagukan oleh seorang<br />

dalang ketika menceritakan sebuah lakon wayang. Apalagi cara melagukan<br />

terungkap melalui alunan suara dalang yang indah. Tentu<br />

hal ini menambah kewibawaan dan kualitas sang dalang itu sendiri.<br />

Jadi suluk itu indah. Lebih-lebih lagu suluk itu bersamaan dengan<br />

93

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!