02.07.2013 Views

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

264<br />

diperintahkan sementara waktu untuk menjaga istana Wiratha. Raden<br />

Kincaka segera pergi meninggalkan Istana Wiratha menyusul<br />

Dewi Ambarwati.<br />

Sementara itu di negara Ngastina, Prabu Sentanu sedang<br />

dihadap Patih Bantheng Kistawa atau Patih Dasabahu. Prabu Sentanu<br />

sedang bersedih karena ditinggal mati oleh Dewi istrinya yaitu<br />

Dewi Sancanawulan yang meninggal dunia disaat melahirkan putranya<br />

yang di beri nama Raden Dewabrata. Negara Ngastina untuk sementara<br />

waktu diserahkan ke Patih Dasabahu, sedangkan Prabu<br />

Sentanu akan segera keluar istana untuk menghibur diri sambil mengasuh<br />

Raden Dewabrata yang selalu menangis minta disusui ibunya.<br />

Prabu Sentanu segera menggendong Raden Dewabrata meninggalkan<br />

negara Ngastina, diperjalanan Raden Dewabrata selalu<br />

menangis minta disusui, dia berhenti menangis hanya sewaktu tidur,<br />

setelah bangun Raden Dewabrata menangis lagi. Dalam kesedihannya<br />

melihat Raden Dewabrata itu, Prabu Sentanu berkata dalam hati,<br />

bahwa siapa saja putri yang dapat menghentikan tangis Raden<br />

Dewabrata dan dapat memberikan air susunya untuk membesarkan<br />

Raden Dewabrata, maka ia rela memberikan negara Ngastina kepada<br />

putri tersebut sebagai gantinya.<br />

Dalam perjalanan sambil melamun itu, Prabu Sentanu berpapasan<br />

dengan Dewi Ambarwati yang sedang dalam perjalanan<br />

menuju ke Pertapaan Rahtawu. Dewi Ambarwati setelah mendengar<br />

ada anak sedang menangis, teringatlah ia pada Raden Kresna Dipayana.<br />

Anak tersebut dihampirinya, kebetulan payudara Dewi Ambarwati<br />

sedang sangat sakit dan harus dikeluarkan air susunya, segeralah<br />

Raden Dewabrata yang berada dalam gendongan Prabu Sentanu<br />

diminta lalu digendong dan disusuinya. Raden Dewabrata menyusu<br />

Dewi Ambarwati dengan lahap, karena telah sekian lama mengharapkan<br />

air susu ibu. Setelah puas menyusu Raden Dewabrata tenang<br />

kembali. Dewi Ambarwati memandang Prabu Sentanu yang<br />

berada di dekatnya, setelah itu melihat Raden Dewabrata yang ternyata<br />

bukan anaknya sendiri, maka Dewi Ambarwati tersadar dan<br />

terkejut seketika itu pula Raden Dewabrata yang digendongnya terlepas<br />

dan jatuh di tanah, Raden Dewabrata menjerit kesakitan. Melihat<br />

Raden Dewabrata terjatuh dan menjerit kesakitan, Prabu Sentanu<br />

marah-marah, Dewi Ambarwati dimaki-maki bahkan akan ditempeleng.<br />

Raden Kincaka yang mengawasi dari kejauhan setelah melihat<br />

Dewi Ambarwati akan di tempeleng orang lain maka menjadi sangat<br />

marah dan murka, sehingga tanpa bertanya, Prabu Sentanu ditendangnya<br />

sehingga terjadi perkelahian. Selama perkelahian berlangsung<br />

antara Prabu Sentanu melawan Raden Kincaka maka Raden<br />

Dewabrata digendong Dewi Ambarwati<br />

Diceritakan kebetulan pada waktu itu, Begawan Parasara<br />

yang sedang menggendong Raden Abiyasa didampingi Semar dan<br />

Bagong sedang berada di seputar tempat pertempuran berlangsung.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!