02.07.2013 Views

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

115<br />

darma tidak menjawab (ilmu itu tidak boleh saiapapun mengerti) kalau<br />

menjawab pasti mati. Besar keinginan sang dewi tetapi tidak dijawab,<br />

maka memilih mati dibakar. Semua punggawa diperintahkan<br />

untuk membuat tungku perapian. Konon setelah jadi tungku perapian<br />

itu dan api mulai menyala, naiklah sang prabu bersama permaisuri.<br />

Sebelumnya, sang prabu telah bersedekah kepada fakir miskin dan<br />

para biksu.<br />

Dengan rukun serta penuh mesra sambil bergandeng tangan<br />

terus naik ke tungku perapian. Begitu sampai di puncaknya<br />

sang prabu mendengar suara kambing betina bernama Wiwita dan<br />

jantannya bernama Banggali. Pada saat itu Wiwita minta diambilkan<br />

janur kuning. Tetapi Banggali tidak mau dan Wiwita merasa tidak dicintai,<br />

kemudian ingin mati. “Kalau ingin mati, matilah”, begitu Banggali.<br />

Demikian sang prabu perasaannya menjadi lebih rendah dari<br />

Banggali. Maka turunlah sang prabu dari perapian, tidak jadi masuk<br />

ke dalam perapian. Mayawati dan Wiwita akhirnya masuk tungku perapian.<br />

3.3.3 Kunjarakarna<br />

Kitab ini berisi seorang raksasa bernama Kunjarakarna<br />

yang ingin menghapus dosanya agar menjadi manusia. Ia kemudian<br />

menghadap kepada Batara Wairocana (dalam <strong>Pedalangan</strong> Maharsi<br />

Budha Wirocana) yang menjabat sebagai pimpinan Dyani Budha.<br />

Sang Kunjarakarna kemudian diperintah oleh sang Wairocana<br />

pergi ke neraka supaya mengetahui situasi kondisi neraka. Berangkatlah<br />

ia ke kahyangan sang Batara Yama. Sampai di kahyangan<br />

Yomani dan sesudah bertemu dengan sang Yama, kemudian diperlihatkanlah<br />

akan segala macam hukuman dan jiwa yang disiksa.<br />

Demi melihat sebuah kawah yang dibersihkan, sang Yama<br />

memberi tahu bahwa kawah itu dibersihkan untuk menghukum sang<br />

Purnawijaya putera Batara Indra yang sangat besar dosanya. Keluarlah<br />

Kunjarakarna dari neraka itu dan langsung menemui kawannya<br />

sang Purnawijaya. Kunjarakarna kembali menghadap sang Wairocana<br />

dan kemudian diwejang. Dengan taat Kunjarakarna menjalankan<br />

wejangan-wejangan itu, maka sang Kunjarakarna menjadi manusia<br />

berwajah bagus. Sang Purnawijaya juga minta wejangan kepada<br />

sang Wairocana. Maka ketika ia meninggal yang mestinya dihukum<br />

100 tahun, hanya menjadi 10 hari dan nyawanya boleh dikembalikan<br />

ke tubuhnya.<br />

Kitab Kunjarakarna isinya sebagai pelajaran untuk orangorang<br />

Budha golongan elit (Mahayana). Dan kitab ini juga promosi<br />

agar mereka senantiasa melakukan hal-hal yang baik, sesuai dengan<br />

ajaran sang Budha Gautama. Sudah barang tentu hal ini juga<br />

merupakan ajaran kepada para birokrat lainnya, agar selalu berpegang<br />

teguh sebagai umatnya Sang Hyang Maha Budha. Sedangkan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!