02.07.2013 Views

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

108<br />

lampunya senantiasa menyala busana kemuliaan tak akan<br />

rusak,<br />

bekal yang dibawa tak akan habis, saat mengungsi di desa<br />

luas.<br />

Si Sukarsa dalam pelayarannya, dengan naik perahu kesabaran,<br />

shalat sebagai orang yang mengemudi tentang pengetahuan,<br />

dijalani sebagai pembangun hak, dengan menggunakan kemudi<br />

niat dan doa dengan segala permohonan,<br />

diakhiri dengan pertobatan.<br />

Dilakukan dengan selalu bersyukur diikat dengan menggunakan<br />

kana’at,<br />

dilakukan dengan bela bicara dengan penerangan ma’ripat,<br />

si Sukarsa dalam pelayarannya telah berada pada lautan<br />

rakhmat,<br />

selamatlah dalam pelayaran itu sehingga sampai pada lautan<br />

tiada (meninggal dunia?).<br />

3.2.2 Suluk Wujil<br />

Kitab suluk wujil berisikan ajaran Sunan Bonang kepada seorang<br />

bajang, bekas budak raja Majapahit bernama si Wujil. Ajarannya<br />

tentang mistik. Dalam suluk wujil memuat tembang yang bermacam-macam<br />

sejumlah 104 pupuh.<br />

Kitab suluk wujil ini di dalamnya berisikan sebuah kalimat<br />

berbunyi Penerus Tinggal Tataning Nabi. Artinya, Penerus menyatakan<br />

bilangan 9, Tinggal menyatakan bilangan 2, Tata menyatakan<br />

bilangan 5 dan Nabi menyatakan bilangan 1. Jadi kalimat itu menyatakan<br />

bilangan tersusun menjadi 9251. Kalimat yang setiap katanya<br />

menyatakan sebuah bilangan seperti di atas, dalam kesusasteraan<br />

Jawa disebut Sengkalan. Setelah terjemahannya berujud angka, maka<br />

pembacaannyapun harus dibalik. Jadi bila jajaran angka itu berupa<br />

9251, maka akan terbaca menjadi 1529. Jajaran angka terbalik<br />

inilah yang akan dinyatakan sebagai angka tahun, yaitu tahun 1529,<br />

pada jaman kerajaan Mataram diperintah oleh Ramanda Sultan<br />

Adung, yaitu Sinuhun Seda Krapyak. Dengan demikian jelas bahwa<br />

Kitab Suluk Wujil ini sudah ada sejak jaman Mataram. Di bawah inilah<br />

petikan tiga bait tembang Suluk Wujil, berupa sekar Dhandhang<br />

Gula:<br />

dipun weruh ing urip sejati,<br />

lir kurungan raraga sadaya,<br />

becik den wruhi manuke,<br />

rusak yen sira tan wruh,

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!