02.07.2013 Views

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Gambar 1.8 Bagong dan Semar menghadap Berjanggapati<br />

2.3.2.10 Wayang Golek (1646)<br />

Sesuai dengan bentuk dan cirinya yang mirip boneka, bulat<br />

yang dibuat dari kayu, maka disimpulkan bahwa, berdasarkan bentuk<br />

yang mempunyai ciri-ciri seperti boneka itu, sehingga benda tersebut<br />

dinamakan wayang Golek. Pada akhir pergelaran wayang kulit<br />

purwa, maka dimainkan wayang yang bentuknya mirip boneka dan di<br />

namakan Golek. Dalam bahasa Jawa, golek berarti mencari. Dengan<br />

memainkan wayang Golek tersebut, dalang bermaksud memberikan<br />

isyarat kepada para penonton agar seusai pergelaran, penonton<br />

mencari (nggoleki) intisari dari nasehat yang terkandung dalam<br />

pergelaran yang baru lalu. Mungkin berdasarkan kemiripan bentuk<br />

itulah sehingga dinamakan wayang Golek.<br />

Wayang-wayang tersebut diberi pakaian, kain dan baju serta<br />

selendang (sampur), dan dalam pementasanya tidak menggunakan<br />

layar (kelir). Sebagai pengganti lampu penerang pada wayang<br />

(blencong), sering dipakainya lampu petromak atau lampu listrik. Boneka-bonela<br />

kayu ini diukir dan disungging menurut macam ragamnya,<br />

sesuai dengan tokoh-tokoh wayang dalam epos Ramayana dan<br />

Mahabharata. Wayang Golek yang terbuat dari kayu dan berbentuk<br />

tiga dimensi itu, kepalanya terlepas dari tubuhnya. Ia dihubungkan oleh<br />

sebuah tangkai yang menembus rongga tubuh wayang dan sekaligus<br />

merupakan pegangan dalang. Melalui tangkai itulah dalang dapat<br />

menggerakkan kepala wayang dengan gerakan menoleh, serta<br />

27

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!